TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tak kurang dari 30 booth usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Pertamina mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD) CIty, Tangerang Selatan, Banten, mulai Rabu (18/10/2023) hingga Minggu (22/10/2023).
Dalam pameran tahunan berskala internasional yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) tersebut, UMKM binaan Pertamina memamerkan produk-produk andalannya, mulai dari food and beverage, fashion, kerajinan tangan, rempah, kain wastra, hingga kopi.
Di pameran yang dihadiri oleh pembeli (buyer) dari seluruh dunia ini, produk UMKM binaan Pertamina kategori food and beverage menjadi produk yang diminati para pembeli atau buyer. Salah satunya, madu hutan khas Dayak dari Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Madu Lun Tau.
Chief Executive Officer (CEO) PT Lun Tau Nusantara Agustinus Gabriel mengatakan, produk madu hutan yang dipamerkan dalam gelaran TEI 2023 mendapat respons positif dari sejumlah buyer mancanegara.
Baca juga: Naik 53 Persen, Omzet UMKM Pertamina di Grand Prix of Indonesia 2023 Rp 689,6 juta
"Pada hari pertama pembukaan TEI 2023, buyer dari India dan China tertarik untuk menjalin kontrak dagang dengan kami saat berkunjung ke booth Madu Lun Tau. Proses penjajakan sedang berlangsung sehingga diharapkan dapat terjalin kerja sama dagang dengan mereka," ujar Agustinus kepada Kompas.com, Kamis.
Agustinus melanjutkan, produk Madu Lun Tau miliknya telah merambah pasar Singapura sejak Mei 2023. Sedikitnya, 20 kilogram (kg) madu Lun Tau diekspor ke Negeri Singa.
Ia mengatakan, ekspor tersebut terwujud berkat dukungan serta binaan dari PT Pertamina (Persero). Pembinaan atau pelatihan yang dimaksud, di antaranya pendirian perseroan terbatas (PT), pengemasan, strategi pemasaran, branding, foto produk, hingga prosedur ekspor.
Adapun produk Madu Lun Tau berasal dari lebah liar yang bersarang secara alami di gedung sarang walet milik Agustinus. Lebah-lebah tersebut mengonsumsi nektar bunga dari berbagai pohon dan bunga yang tersedia di hutan.
Baca juga: UMKM Pertamina Sasar Pasar Global Lewat SME’s HUB ASEAN SUMMIT 2023
Madu tersebut diolah secara alami tanpa bahan campuran apapun untuk menjaga kemurnian, kualitas, dan khasiatnya. Sedikitnya, ia memproduksi 15-20 kg madu dengan omzet Rp 450.000 per kg.
"Berkat pendampingan Pertamina, bisnis yang saya jalankan dapat naik kelas. Usaha yang semula hanya emperan kini sudah berbadan hukum PT Luntau Nusantara," kata Agustinus.
UMKM binaan Pertamina asal Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim), Dapur Sehati Food, turut memamerkan produk lokal di ajang TEI 2023, yakni abon ikan.
Director PT Dapur Sehati Food Novita Retnowati mengatakan, abon ikan yang diproduksi seluruhnya berbahan dasar ikan yang diambil dari pesisir di kawasan Situbondo. Produk andalan dari PT Dapur Sehati Food sendiri adalah abon ikan tuna.
Baca juga: UMKM Pertamina Berhasil Raih Transaksi hingga Rp 2,4 Miliar pada Inacraft 2023
Menurutnya, sertifikasi produknya menjadi penting karena segmen luar negeri mensyaratkan prosedur ketat berbagai produk pangan untuk menjamin keamanan.
“Produk kami berbahan dasar dari ikan, mulai dari tuna, cakalang, hingga teri. Khusus abon ikan, produk kami sudah mengantongi BPOM dan HACCP. Dengan sertifikat tersebut, produk kami dapat naik kelas dan berdaya saing di pasar internasional,” kata Novita.
Novita melanjutkan, bahan baku ikan diambil langsung dari nelayan lokal. Guna memastikan kualitas bahan baku, ia pun memberikan sejumlah standar mutu untuk ikan-ikan yang dipasok nelayan lokal.