Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Jabar dan DKI Jadi Daerah Rawan Produksi Isu SARA dan Hoaks Jelang Pemilu

Kompas.com - 11/10/2023, 16:53 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mengungkapkan wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta memiliki indeks kerawanan yang tinggi di media sosial selama pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ketua Bawaslu Rahmad Bagja menyebutkan dari dua daerah itu kerap menyebar isu-isu terkait SARA hingga berita hoaks lewat media sosial.

“Untuk medsos itu kemarin juga sudah meluncurkan indeks kerawanan. Jawa Barat, DKI Jakarta, menjadi daerah yang memproduksi isu atau pun terjadinya penyebaran isu di media sosial yang berkaitan dengan politisasi SARA, hoaks dan kawan-kawan,” kata Bagja di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Soal Pembatasan Akses Silon, Bawaslu: Putusan DKPP Akan Pengaruhi Pencalonan Presiden

Bagja menekankan, pihaknya akan memberi atensi terkait hal ini.

Selain itu, Bawaslu juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar dapat mencegah menyebarnya isu SARA dan hoaks.

“Jadi ini yang akan jadi perhatian kami sehingga kemudian daerah-daerah tersebut akan berkoordinasi dengan Mabes Polri dalam menangani daerah-daerah tersebut,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bawaslu juga menyebutkan lima daerah yang masuk dalam katagori rawan secara keseluruhan menjelang Pemilu 2024.

Baca juga: Bawaslu Temukan ASN di Banda Aceh Terlibat Aktivitas Parpol dan Pakai Atributnya

Adapun kerawanan ini diukur Bawaslu dengan melihat semua aspek. Sehingga tidak hanya mengukur lewat kerawanan keamanan tetapi juga terkait kelancaran penyelenggaraan pemilu, netralitas penyelenggara dan aparat penegak hukum.

"Beberapa daerah jadi perhatian kami karena punya indeks kerawanan tinggi pertama adalah Sulawesi Utara, kedua Jawa Barat, ketiga Maluku Utara, keempat DKI Jakarta, dan kelima Papua,” ungkap Bagja.

Baca juga: Paling Parah, Politisasi SARA di Jakarta Lebih Rawan dari Maluku Utara

Lebih lanjut, ia menyebutkan, kabupaten/kota yang banyak rawan dari lima provinsi itu adalah Papua.

Sebab, menurutnya, di wilayah Papua masih memiliki banyak kendala seperti geografis, keamanan, serta terkait proses distribusi logistik.


Selain itu, di Papua juga memiliki daerah otonomi baru (DOB) yakni Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.

Baca juga: Duduk Perkara yang Seret Ketua Bawaslu Surabaya Disidang Etik DKPP

“Ada kendala geografis, kendala keamanan dan juga kendala-kendala yang berkaitan dengan nanti distribusi dan lain-lain, karena juga berkaitan dengan masalah lokal di sana dan juga sistem pemilihan, ada yang masih noken, dan juga ada DOB baru, tentu akan ada masalah,” tuturnya.

Meski begitu, Bawaslu akan melakukan upaya dan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan setiap kendala yang ada.

“Koordinasi dengan Bawaslu provinsi itu dengan Bawaslu RI masih terjalin baik sampai dengan sekarang, karena DOB ada beberapa daerah yang baru, Bawaslu yang baru yang harus diperkuat untuk itu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com