JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mengungkapkan wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta memiliki indeks kerawanan yang tinggi di media sosial selama pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ketua Bawaslu Rahmad Bagja menyebutkan dari dua daerah itu kerap menyebar isu-isu terkait SARA hingga berita hoaks lewat media sosial.
“Untuk medsos itu kemarin juga sudah meluncurkan indeks kerawanan. Jawa Barat, DKI Jakarta, menjadi daerah yang memproduksi isu atau pun terjadinya penyebaran isu di media sosial yang berkaitan dengan politisasi SARA, hoaks dan kawan-kawan,” kata Bagja di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Soal Pembatasan Akses Silon, Bawaslu: Putusan DKPP Akan Pengaruhi Pencalonan Presiden
Bagja menekankan, pihaknya akan memberi atensi terkait hal ini.
Selain itu, Bawaslu juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar dapat mencegah menyebarnya isu SARA dan hoaks.
“Jadi ini yang akan jadi perhatian kami sehingga kemudian daerah-daerah tersebut akan berkoordinasi dengan Mabes Polri dalam menangani daerah-daerah tersebut,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bawaslu juga menyebutkan lima daerah yang masuk dalam katagori rawan secara keseluruhan menjelang Pemilu 2024.
Baca juga: Bawaslu Temukan ASN di Banda Aceh Terlibat Aktivitas Parpol dan Pakai Atributnya
Adapun kerawanan ini diukur Bawaslu dengan melihat semua aspek. Sehingga tidak hanya mengukur lewat kerawanan keamanan tetapi juga terkait kelancaran penyelenggaraan pemilu, netralitas penyelenggara dan aparat penegak hukum.
"Beberapa daerah jadi perhatian kami karena punya indeks kerawanan tinggi pertama adalah Sulawesi Utara, kedua Jawa Barat, ketiga Maluku Utara, keempat DKI Jakarta, dan kelima Papua,” ungkap Bagja.
Baca juga: Paling Parah, Politisasi SARA di Jakarta Lebih Rawan dari Maluku Utara
Lebih lanjut, ia menyebutkan, kabupaten/kota yang banyak rawan dari lima provinsi itu adalah Papua.
Sebab, menurutnya, di wilayah Papua masih memiliki banyak kendala seperti geografis, keamanan, serta terkait proses distribusi logistik.
Selain itu, di Papua juga memiliki daerah otonomi baru (DOB) yakni Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
Baca juga: Duduk Perkara yang Seret Ketua Bawaslu Surabaya Disidang Etik DKPP
“Ada kendala geografis, kendala keamanan dan juga kendala-kendala yang berkaitan dengan nanti distribusi dan lain-lain, karena juga berkaitan dengan masalah lokal di sana dan juga sistem pemilihan, ada yang masih noken, dan juga ada DOB baru, tentu akan ada masalah,” tuturnya.
Meski begitu, Bawaslu akan melakukan upaya dan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan setiap kendala yang ada.
“Koordinasi dengan Bawaslu provinsi itu dengan Bawaslu RI masih terjalin baik sampai dengan sekarang, karena DOB ada beberapa daerah yang baru, Bawaslu yang baru yang harus diperkuat untuk itu,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.