JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat pagi pembaca setia Kompas.com, semangat pagi. Mengawali hari ini, kami suguhkan ulasan peristiwa politik penting yang terjadi sepekan kemarin. Sebab, sejumlah manuver politik terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja oleh pembaca setia.
Pekan lalu menjadi pekan yang sibuk buat politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu bertemu dengan sejumlah elite politik.
Rabu (4/10/2023), Kalla bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Puan Maharani. Tiga hari setelahnya atau Sabtu (7/10/2023), giliran bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, yang menghadap.
Geliat peristiwa politik ini kami ulas dalam Gelitik Nasional, Gerakan Sepekan Politik Nasional. Ini dia rangkumannya.
Baca juga: Rayuan Puan Datangi Jusuf Kalla, Golkar Putar Haluan?
Puan Maharani mengunjungi kediaman Jusuf Kalla di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Keduanya makan siang bersama dan berbincang selama kurang lebih 2 jam.
Turut hadir dalam pertemuan itu, istri Kalla, Mufidah Jusuf Kalla, dan Ketua DPP PDI-P Said Abdullah.
Yang menarik, saat berkunjung ke kediaman Kalla, Puan mengenakan baju batik dengan corak kuning, warna khas partai beringin. Ketua DPR RI itu pun tak masalah jika baju yang ia pakai dipersepsikan sebagai rayuan mengajak Golkar bergabung ke koalisi PDI-P untuk Pemilu 2024.
"Tanda-tanda mungkin ya hahaha," ujar Puan usai pertemuan.
Namun demikian, Puan menyebut, dirinya mendatangi rumah Kalla sedianya untuk menyampaikan salam dari sang ibunda yang juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Dan tadi Ibu menyampaikan bahwa nanti secepatnya akan dikirimkan rendang ayam kesukaan Ibu saya yang selalu dimasak Ibu JK, itu. Supaya sehat-sehat selalu, silaturahmi ini bukan hanya silaturahmi yang ecek-ecek atau basa-basi jelang pemilu, enggak ini silaturahmi keluarga," tuturnya.
Perihal ini, Kalla tak banyak berkomentar. Namun, katanya, segala kemungkinan masih terbuka.
"Itu rahasia itu. Semua ada harapan. Ibu Puan juga ada harapan," katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pun menyebut, dirinya ingin semua pihak bersatu meski berbeda pilihan pada Pilpres 2024. Katanya, persatuan harus diutamakan demi kepentingan bangsa.
"Jadi kalau kita perkeruh keadaan, makin tidak bagus negeri ini, negeri kita semua," ucap dia.
Baca juga: JK dan Puan Bertemu, Mekeng: Wajar jika Ingin Menarik Golkar