Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pegang Data Intelijen "Daleman" Parpol, Gubernur Lemhannas Ingatkan soal Skandal Watergate

Kompas.com - 18/09/2023, 15:23 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto meyakini bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menggunakan data intelijen untuk melakukan operasi politik.

Hal itu diungkapkan Andi merespons pernyataan Jokowi belakangan ini. Presiden menyebutkan bahwa dirinya mengetahui apa yang diinginkan oleh partai politik (parpol) menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024, berkat data intelijen.

“Presiden tentunya dalam Undang-Undang Intelijen adalah end user (pengguna terakhir) dari intel. Saya rasa Presiden Jokowi tahu persis batasan demokratis untuk menggunakan data-data intel tersebut,” kata Andi dalam konferensi pers di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Dapat Info Intelijen, Jokowi: Saya Tahu Dalamnya Partai, Ingin ke Mana Juga Saya Ngerti

Andi lantas mengatakan bahwa Indonesia bisa belajar dari skandal Watergate di Amerika Serikat (AS).

Skandal Watergate mengungkap persekongkolan politik petinggi-petinggi Negeri Paman Sam demi melanggengkan kekuasaan Presiden Richard Nixon saat itu.

Terbongkarnya skandal ini diawali dari tertangkapnya lima perampok yang mencoba membobol markas Democratic National Committee (DNC) di kompleks Watergate, Washington DC pada 17 Juni 1972.

Penyelidikan membuktikan bahwa itu bukan perampokan biasa. Tetapi, melibatkan nama-nama petinggi Gedung Putih, termasuk orang nomor satu di AS saat itu, Presiden Nixon.

Baca juga: Mahfud Sebut Jokowi Tak Bisa Disalahkan Pegang Data Intelijen Daleman Parpol

“Ketika Nixon menggunakan aparat keamanan intelijennya demi kepentingan politik pribadinya, kepentingan politik dari parpolnya, dan saya rasa Presiden Jokowi tahu persis batas-batas demokratis,” ujar Andi.

“Operasi-operasi intelijen tidak bisa berubah menjadi operasi-operasi politik pada saat sistem demokrasi sedang berusaha kita kuatkan menuju konsolidasi dan kematangan demokrasi,” katanya lagi.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi mengaku telah mengetahui apa yang diinginkan oleh partai-partai politik menjelang Pilpres 2024.

Hal ini disampaikan Jokowi di hadapan relawan pendukungnya saat membuka Rapat Kerja Nasional Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Hotel Salak, Bogor pada Sabtu (16/9/2023).

Baca juga: Terungkapnya Skandal Watergate dan Kejatuhan Presiden Nixon

"Saya tahu dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana juga saya ngerti," kata Jokowi dikutip dari YouTube Kompas TV.

Namun, Jokowi tidak membeberkan informasi apa yang diketahuinya dari partai-partai politik itu.

Ia hanya menjelaskan bahwa informasi itu didapat dari aparat intelijen yang berada di bawah kendalinya, baik itu Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Dan informasi-informasi di luar itu, angka, data, survei, semuanya ada, dan itu hanya miliknya presiden karena dia langsung ke saya," ujar Jokowi.

Baca juga: Gubernur Lemhannas Yakin Jokowi Tahu Batasan soal Penggunaan Data Intelijen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com