Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemen PPPA Buka Hotline Bagi Korban "Love Scamming"

Kompas.com - 08/09/2023, 23:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah layanan pengaduan bisa dimanfaatkan untuk melaporkan aksi kekerasan gender berbasis online (KBGO), termasuk love scamming yang marak belakangan ini.

Adapun love scamming adalah penipuan berkedok asmara yang dilakukan secara online. Sindikat pelaku biasanya menaklukkan korban dengan dengan kata-kata cinta, namun dengan tujuan menguras hartanya.

Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga Rentan Kemen PPPA, Eni Widiyanti mengatakan, sejumlah layanan pengaduan tersebut disiapkan agar korban lebih berani melapor atas kejahatan yang dialami.

"Ini wewenang dari Kementerian PPPA. Kalau korbannya ada di provinsi atau kabupaten/kota, dia bisa mengadukannya ke unit atau UPTD provinsi atau kabupaten," kata Eni dalam diskusi media di Kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Waspadai Modus Love Scamming: Pakai Identitas Palsu, Selalu Beralasan Butuh Uang

Di sisi lain, korban juga bisa melapor ke layanan SAPA 129 dengan menghubungi nomor 129 dan WhatsApp di nomor WhatsApp 08111-129-129.

"Percayalah bahwa korban akan ditangani dengan melibatkan semua komponen yang ada di UPTD ini. Atau langsung call layanan SAPA 129, langsung ada yang menerima telepon dan menindaklanjuti laporannya," tutur dia.

Lebih lanjut dia menyampaikan, ada berapa modus yang dilakukan pelaku saat menjerat korbannya.

Biasanya, kata Eni, pelaku hanya menggunakan media sosial atau aplikasi kencan untuk menggaet korban. Pelaku menggunakan identitas palsu, dengan sejumlah kebohongan lainnya mengenai pekerjaan yang dia tekuni demi membuat takjub korban.

Baca juga: Waspadai Modus Love Scamming: Pakai Identitas Palsu, Selalu Beralasan Butuh Uang

Pelaku juga biasanya buru-buru menyatakan cinta dan mengajak ke jenjang yang lebih serius. Setelah terpedaya, pelaku selalu mencari cara dan beralasan membutuhkan uang supaya korban mengirim uang dalam nominal tertentu kepadanya.

Setelah harta terkuras habis, pelaku lalu menghilang dan mencari korban yang baru.

"Jadi, curigai pesan yang minta uang. Itu pasti penipu, kecuali orang itu keluarga kita. Paling mudah, percayai insting. Jadi begitu ada, sebentar dulu ini ada apa. Percaya insting dan teliti lebih lanjut supaya kita terhindar menjadi korban love scamming ini," ujar Eni.

Sebagai informasi berdasarkan data Komnas Perempuan, pengaduan Kekerasan Siber Berbasis Gender (KSBG) sepanjang tahun 2022 lebih rendah 1,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Buron Paling Dicari di China Ditangkap di Pulau Terpencil Batam Bersama Pelaku Love Scamming

Jumlah kasus siber di ranah personal sebanyak 821 kasus yang didominasi kekerasan seksual. Kasus terbanyak dilakukan oleh mantan pacar (549 kasus) dan pacar (230 kasus).

Sementara kasus siber di ranah publik terbanyak dilakukan oleh teman media sosial sebanyak 383 kasus.

Pada tahun ini, kasus pinjaman online meningkat sebanyak 225 persen (13 kasus) dibandingkan tahun sebelumnya (4 kasus).

Sementara itu data siber yang dilaporkan lembaga layanan, terbanyak adalah di LSM dan WCC sebanyak 103 kasus. Data ini menurun 67 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, angka kasus siber yang dilaporkan dari lembaga layanan secara keseluruhan mengalami peningkatan sebanyak 112 kasus, di mana sebagian besar pelaku kasus siber ini adalah orang tak dikenal, pacar, atau mantan pacar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com