Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di-"Notice" gara-gara Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Bu Mega Bisa Memahami Dinamika Ini

Kompas.com - 22/08/2023, 22:36 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mengomentari dirinya lantaran mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.

Dari pernyataannya, Budiman menilai, Megawati memahami bahwa sikapnya merupakan bagian dari dinamika politik.

"Dari pernyataan Bu Mega, saya ingin mengatakan bahwa Bu Mega bisa memahami dinamika ini," ujar Budiman saat ditemui di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.

Baca juga: Politikus PDI-P: Budiman Sudjatmiko Tak Mau Mundur, Maunya Dipecat Biar Kayak Pahlawan

Menurut Budiman, pernyataan Megawati itu menunjukkan kematangannya sebagai politikus.

Dia menegaskan perlu ada dialog yang dingin untuk menghadapi dinamika politik.

"Supaya tidak tegang," ucapnya.

Sementara itu, Budiman menekankan pertemuannya dengan Prabowo selama ini merupakan persatuan nasional.

Dia mengatakan apa yang Prabowo lakukan sejauh ini mencontoh pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang mana itu adalah suatu hal yang luar biasa.

Baca juga: PDI-P Akan Kirim Surat ke Budiman Sudjatmiko Terkait Dukungan ke Prabowo

"Pertemuan saya dengan Pak Prabowo kan semuanya persatuan nasional. Harus segera kita hitung berapa banyak biaya sosial dalam politik yang diakibatkan oleh polarisasi politik. Bahaya sekali kalau kita masih dengan hal yang sama," imbuh Budiman.

Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) PDI-P Megawati Soekarnoputri turut mengomentari salah satu kadernya, yakni Budiman Sudjatmiko, yang mendukung capres Prabowo Subianto.

Terkait situasi Budiman, Megawati menggambarkan politik Indonesia ke depan mirip suasana saat berdansa.

“Nih, kalau mau ditulis sama wartawan. Saya sebut kasus nih, Pak Budiman Sudjatmiko,” kata Megawati disambut sorakan oleh kader PDI-P yang hadir di Kantor DPD PDI-P DIY, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Gibran Tiba-tiba Datang di Kopdarnas PSI Bareng Yenny Wahid dan Budiman Sudjatmiko, Ada Apa?

Dia mengungkapkan, saat awal periode kedua pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden, Jokowi saat itu menanyakan kondisi politik Indonesia menjelang Pemilu 2024.

“Bu, suasana nanti ketika akan pemilu kalau menurut Ibu, suasananya seperti apa,” ujar Megawati menirukan Jokowi.

Pertanyaan ini lalu dijawab oleh Megawati bahwa pada Pemilu 2024 kondisi politik di Indonesia seperti orang berdansa. Jawaban Megawati membuat Jokowi bingung.

“Itu simbol. Berdansa itu bisa sendiri, bisa dua orang, bisa ramai-ramai. Terus bisa slow motion (gerakannya pelan). Terus, ada rock and roll. Nanti kalau sudah ganti-ganti pasangan. Yang sono ganti sono, yang sini ganti sini,” ujar Megawati.

Megawati mengungkapkan, Jokowi tertawa kecil mendengar penjelasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com