Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Kekuatan Geopolitik dan Geoekonomi Hubungan Indonesia-China

Kompas.com - 01/08/2023, 16:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di Hotel Jinniu, Chengdu, China, pada 27 dan 28 Juli 2023.

Kedua pemimpin negara besar ini membahas penguatan kerja sama, serta isu regional dan global, termasuk tentang Indo-Pasifik.

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menekankan pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Rivalitas antara negara-negara besar harus dikelola dengan bijaksana agar tidak menimbulkan konflik yang merugikan kawasan.

Pada sisi yang bersamaan, Presiden Jokowi juga sangat mengerti transformasi yang ajaib: dimulainya kembali komunikasi antara China dan Amerika Serikat demi mengapresiasi penyelesaian panduan percepatan negosiasi code of conduct di Laut Cina Selatan.

Oleh karena itu Indonesia mendukung perdamaian dan stabilitas kawasan.

Isu perhatian internasional

Indonesia memiliki peran strategis dalam kawasan Indo-Pasifik. Kawasan ini penting bagi jalur maritim internasional dan menjadi perhatian bagi Indonesia sebagai negara maritim.

Lantas sebagai negara kepulauan terbesar dan anggota aktif ASEAN, Indonesia berperan dalam menjaga perdamaian, menjadi pusat jalur maritim internasional, mendorong kerjasama ekonomi, serta terlibat dalam diplomasi dan dialog regional.

Kendati demikian, boleh dibilang, hubungan Indonesia dan China terkait Laut China Selatan menjadi isu kompleks dan menarik perhatian internasional.

Soalnya: wilayah ini memiliki sumber daya alam melimpah, jalur perdagangan penting, serta potensi cadangan minyak dan gas. Kedua negara memiliki kepentingan berbeda sehingga menyebabkan ketegangan.

Bisa dipahami kemudian terjadi problem, di mana Indonesia dan China memiliki klaim tumpang tindih atas wilayah Laut China Selatan, khususnya Laut Natuna Utara yang merupakan bagian dari wilayah ekonomi eksklusif Indonesia.

Hal ini menyebabkan sengketa terkait batas maritim dan menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.

Indonesia sudah menegaskan kedaulatannya atas wilayah Laut Natuna Utara dan menolak klaim maritim tumpang tindih dengan China.

Akan tetapi, ketegangan muncul karena aktivitas kapal patroli dan penangkapan ikan ilegal oleh kapal-kapal nelayan China di wilayah tersebut. Sebagai respons, Indonesia mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur untuk menanggapi tindakan melanggar perbatasan.

Pada sisi lain kehadiran China yang semakin kuat di Laut China Selatan, melalui pembangunan pulau-pulau buatan dan instalasi militer, menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.

Banyak pihak mengkhawatirkan bahwa perluasan kehadiran militer China dapat mengganggu stabilitas dan mengancam keamanan maritim di kawasan tersebut.

Maka Indonesia sebagai anggota penting dari ASEAN, yang tahun ini menjadi Ketua ASEAN, senantiasa berusaha mencapai konsensus dalam isu-isu regional.

ASEAN berperan dalam memfasilitasi dialog dan negosiasi antara negara-negara anggotanya, termasuk dalam sengketa Laut China Selatan.

Meskipun terdapat ketegangan dalam isu Laut China Selatan, Indonesia dan China tetap melakukan kerjasama di berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com