Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indostrategic: 56,2 Persen Masyarakat Pilih Paslon "Keberlanjutan", 43,1 Persen "Perubahan"

Kompas.com - 14/07/2023, 19:25 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) menunjukkan bahwa mayoritas responden lebih memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang mengusung tema keberlanjutan, dibandingkan perubahan.

Dari 1.400 responden yang disurveri di 38 provinsi dengan menggunakan metode multistage random sampling, hanya 43,1 persen responden yang memilih pasangan capres-cawapres yang mengusung tema perubahan.

"Mayoritas dari responden sebesar 56,2 persen masih memberikan dukungan kepada koalisi keberlanjutan yaitu mereka yang berada di pemerintahan," kata Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam dalam rilis survei secara online, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Survei Indostrategic: PDI-P Masih Mendominasi, Diikuti Gerindra dan Golkar

Namun demikian, Umam menilai, hasil survei ini perlu dicermati oleh kedua kelompok paslon itu. Sebab, menurutnya, hasil Pemilu 2024 tidak akan jauh berbeda dengan hasil survei elektabilitas pada saat ini.

"Angkanya kira-kira tidak jauh berbeda hasilnya dari Pilpres 2019 itu Pak Jokowi di angka sekitar 55 persen. Kemudian Pak Prabowo itu di angka 45 persen. Nah ternyata dalam konteks narasi peta keberlanjutan versus perubahan ternyata kalau misalnya dibelah menjadi dua, angkanya masih stay di angka itu saja," imbuh dia.

Bagi kubu keberlanjutan, sebut Umam, angka 56,2 persen tersebut perlu diantisipasi. Sebab, kelompok capres-cawapres yang akan mengusung tema ini diperkirakan terbelah dua, yakni antara kubu Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan kubur Prabowo Subianto yang diusung Gerindra.

Baca juga: Hasil Survei LSI: Prabowo dan Ganjar Sama Kuat

"Kalau bisa menyatukan kekuatan, akan jauh lebih solid. Tetapi kalau kemudian harus dipecah dua, tentu ini akan memberikan kesempatan bagi mereka yang mengusung narasi perubahan, sebagai perbaikan," nilai Umam.

Di sisi lain, koalisi perubahan yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya, Anies yang dianggap belum sepenuhnya mencerminkan tokoh perubahan itu sendiri.

"Ternyata tidak 100 persen atau bahkan tidak didominasi oleh Anies Baswedan itu sendiri. Masih tetap ada nama Prabowo Subianto di sana," ucap Umam sembari menunjukkan hasil survei.

Hanya 27,7 persen responden yang menilai Anies mencerminkan tokoh perubahan. Sementara Prabowo mengekor di peringkat kedua dengan 24,4 persen yang dinilai sebagai figur yang sama.

Baca juga: Survei LSI Denny JA Sebut Elektabilitas Ganjar di Bawah Prabowo, Puan: Ada PR yang Harus Dilakukan

"Dan ini menjadi wake up call bagi kelompok penantang koalisi keberlanjutan, yaitu dalam konteks ini koalisi perubahan, bahwa mereka masih harus berjuang keras, bekerja keras," tutur Umam.

Untuk diketahui, survei yang dilakukan yang dilakukan melalui face to face interview ini dikerjakan dalam rentang 9-20 Juni 2023. Survei ini memiliki margin of error 2,62 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com