Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Ada yang Takut Hilang Kekuasaan, Anies: Dia Tak Hargai Prinsip Demokrasi

Kompas.com - 05/05/2023, 19:53 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menyinggung adanya pihak yang takut kehilangan kekuasaan.

Menurut dia, dalam setiap proses pergantian pemimpin tak ada kekuasaan yang hilang.

“Pemilik kekuasaan di republik ini adalah rakyat. Jadi ini tidak sedang berbicara tentang hilangnya kekuasaan, pindahnya kekuasaan,” ujar Anies di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Surya Paloh Tak Diundang Jokowi ke Istana, Nasdem: Memang Anies Kenapa?

“Yang berpindah dan berganti itu kewenangan dalam menjalankan kekuasaan,” sambung dia.

Ia menilai dalam demokrasi pergantian kekuasaan merupakan hal yang biasa terjadi.

Bahkan, proses pembangunan bangsa pun tak bisa hanya melalui perubahan, tapi juga keberlanjutan.

Baca juga: Jokowi Bahas Strategi Pemilu 2024 Bareng 6 Ketum Parpol, Nasdem Sengaja Tak Diundang

Maka Anies meminta jangan ada pihak yang merasa paling memegang kendali kekuasaan.

“Kalau ada yang merasa kekuasaan di tangan dirinya, maka dia sedang tidak menghargai prinsip-prinsip dasar dalam sebuah demokrasi,” imbuh dia.

Jokowi kumpulkan ketum parpol

Manuver para elite jelang pendaftaran bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden semakin dinamis. Tak hanya para ketum partai yang melakukan lobi sana sini, Presiden Joko Widodo juga tampak "sibuk" mempersiapkan calon penerusnya.

Misalnya, pada Selasa (2/5/2023), Jokowi mengumpulkan enam ketua umum parpol di Istana Negara. Hanya Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang tak diundang dalam pertemuan itu.

Baca juga: Kepada Luhut, Surya Paloh Minta Agar Jokowi Setop Endorse Capres Tertentu

Jokowi mengungkap bahwa Paloh tak diundang karena dinilai bukan lagi bagian dari koalisi pendukung pemerintah. Diketahui, Nasdem sejak awal telah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres bersama dua partai oposisi pemerintah selama ini, PKS dan Partai Demokrat.

Jokowi mengakui membicarakan strategi pemilu 2024. Maka dari itu, ia sengaja tak mengundang Nasdem dalam pertemuan tersebut.

Merespons pertemuan itu, Surya Paloh hari ini menemui Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam pertemuan itu, Paloh disebut meminta agar Presiden Jokowi berhenti melakukan "endorse" terhadap calon tertentu.

Paloh menyatakan meski Jokowi tak lagi "menganggap" partainya sebagai bagian dari pemerintahan, Nasdem tetap akan berada dalam kabinet dan mendukung pemerintahan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com