Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareskrim Cari Pelaku yang Pertama Kali Sebar Hoaks Data Pemilu 2024 Bocor

Kompas.com - 02/05/2023, 05:27 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tengah mencari sosok penyebar yang pertama kali menyebarkan video viral hoaks mengenai kebocoran data Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dirtipidsiber Bareskrim Brigjen Adi Vivid mengatakan, pihaknya bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang melakukan profiling terhadap pelaku.

"Kita sudah berkoordinasi dengan KPU untuk nanti melakukan profilling terhadap siapa yang meng-upload pertama kali kebocoran data tersebut, ini sedang kami lakukan profiling tentunya," ujar Vivid saat ditemui di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2023).

Baca juga: KPU Bantah Video Viral Data Pemilu 2024 Sudah Jadi

"Apabila nanti dalam masa profiling itu terdapat unsur pidana, tentunya akan kami tindaklanjuti," sambungnya.

Vivid mengatakan, kepolisian sudah menerima informasi mengenai kebocoran data yang terjadi di KPU itu. Akan tetapi, kata dia, pihak KPU telah membantah terjadinya kebocoran data.

"Pihak KPU sendiri menyanggah informasi tersebut," imbuh Vivid.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI membantah video beredar yang menyebutkan bahwa "Data Pemilu 2024 Sudah Jadi, Rezim Bejad".

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menegaskan bahwa jika data yang dimaksud adalah data hasil pemilu, maka hal tersebut adalah hal yang tidak masuk akal dan mengada-ada.

"Pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024 akan digelar pada Rabu 14 Februari 2024, sehingga belum ada hasil suara," kata Hasyim kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).

Baca juga: KPU Pastikan Tak Ada Joki pada Pemilu 2024

Ia menegaskan bahwa pemungutan suara Pemilu 2024 dilaksanakan dengan cara manual yaitu dengan cara dicoblos.

Pun, penghitungan suara juga dilakukan secara manual lewat rekapitulasi berjenjang.

"Rekapitulasi hasil penghitungan secara berjenjang dari TPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU Pusat dilakukan secara manual berbasis formulir hardcopy," jelas Hasyim.

Ia juga menyinggung bahwa proses penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara dilaksanakan secara terbuka.

"Dapat diakses, diawasi dan dipantau, oleh Bawaslu, saksi peserta pemilu, pemantau, jurnalis dan pemilih," kata Hasyim.

Baca juga: KPU Catat Ada 700 Bakal Calon DPD Penuhi Syarat, Terbanyak dari Jawa Barat

Dalam video berdurasi 2 menit 23 detik yang diunggah ke platform Snack Video itu, pengambil video merekam dugaan kebocoran data pemilih yang sempat diumbar hacker "Bjorka" dan sempat menjadi isu yang ramai pula.

Pengambil video tak sekalipun menyinggung bahwa data bocor yang dimaksud merupakan data hasil Pemilu 2024, melainkan hanya data pemilih.

Namun, pengunggah video membubuhkan keterangan "Data Pemilu 2024 Sudah Jadi, Rezim Bejad" disertai dengan emoji marah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com