JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI membantah video beredar yang menyebutkan bahwa "Data Pemilu 2024 Sudah Jadi, Rezim Bejad".
Ketua KPU RI menegaskan bahwa jika data yang dimaksud adalah data hasil pemilu, maka hal tersebut adalah hal yang tidak masuk akal dan mengada-ada.
"Pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024 akan digelar pada Rabu 14 Februari 2024, sehingga belum ada hasil suara," kata Hasyim kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).
Ia menegaskan bahwa pemungutan suara Pemilu 2024 dilaksanakan dengan cara manual yaitu dengan cara dicoblos.
Baca juga: Jelang Pendaftaran Caleg 2024, PDI-P Siap Integrasikan Database Ke KPU
Pun, penghitungan suara juga dilakukan secara manual lewat rekapitulasi berjenjang.
"Rekapitulasi hasil penghitungan secara berjenjang dari TPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU Pusat dilakukan secara manual berbasis formulir hardcopy," jelas Hasyim.
Ia juga menyinggung bahwa proses penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara dilaksanakan secara terbuka.
"Dapat diakses, diawasi dan dipantau, oleh Bawaslu, saksi peserta pemilu, pemantau, jurnalis dan pemilih," kata Hasyim.
Baca juga: Partai Buruh Soroti DPS Pemilu 2024, Ingatkan KPU Potensi Jual Beli Suara
Dalam video berdurasi 2 menit 23 detik yang diunggah ke platform Snack Video itu, pengambil video merekam dugaan kebocoran data pemilih yang sempat diumbar hacker "Bjorka" dan sempat menjadi isu yang ramai pula.
Pengambil video tak sekalipun menyinggung bahwa data bocor yang dimaksud merupakan data hasil Pemilu 2024, melainkan hanya data pemilih.
Namun, pengunggah video membubuhkan keterangan "Data Pemilu 2024 Sudah Jadi, Rezim Bejad" disertai dengan emoji marah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.