Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dokter Kerap Jadi Korban Kekerasan, Anggota DPR Minta Pemerintah Siapkan Satpam di Tiap Faskes

Kompas.com - 27/04/2023, 19:22 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Edy Wuryanto mengatakan, perlindungan dokter dan tenaga kesehatan harus menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.

Selain itu, kata dia, pemerintah pusat dan daerah perlu menangkal kejadian yang membahayakan bagi tenaga kesehatan yang bertugas.

Oleh karenanya, dia mengusulkan adanya tenaga sekuriti atau satpam di tiap fasilitas kesehatan (faskes).

"Soal keamanan didasari ketentuan Pasal 27, Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan, Tenaga Kesehatan Berhak Mendapatkan Perlindungan Hukum Dalam Melaksanakan Tugasnya,” ujarnya melansir dpr.go.id, Kamis (27/4/2023).

Edy mengatakan itu untuk menanggapi kejadian kekerasan yang menimpa dua dokter magang (internship) di Puskesmas Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat.

Baca juga: Kemenkes Buka Suara soal Video Viral Dokter Dipukuli Pasien di Lampung

Terkait kasus penganiayaan dokter di Lampung, Edy meminta pelaku diproses secara hukum. Sebab, kasus penganiayaan dokter bukanlah kali pertama terjadi terhadap tenaga medis.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu berharap, adanya pengamanan dari satpam dapat mengantisipasi kejadian buruk di ruang perawatan.

Edy menambahkan, kejadian di Puskesmas Panjar Bulan bukan kekerasan yang pertama kali dialami tenaga kesehatan yang sedang mengabdi.

Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah III itu mencontohkan kasus meninggalnya dokter Mawarti Susanti yang berpraktik di Kabupaten Nabire, Papua.

“Jika masalah seperti ini (penganiayaan dokter) terus terjadi, maka jadi preseden buruk bagi penempatan dokter untuk pemerataan akses layanan kesehatan,” tegasnya.

Baca juga: Komisi III DPR Minta Pemerintah Segera Kirimkan Draft RUU Perampasan Aset

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kekerasan terhadap dokter di Lampung terjadi Sabtu pukul 05.20 WIB. Kedua dokter yang saat itu sedang tugas jaga diserang pasien dan keluarganya.

Akan tetapi, korban baru melapor ke Kepolisian Resor (Polres) Lampung Barat pada sore atau malam harinya karena masih dalam kondisi syok dan ada yang melaporkan mereka sempat diancam dengan keras.

IDI menarik dan memindahtugaskan dua dokter internship yang jadi korban penganiayaan pasien tersebut ke daerah faskes di Liwa yang berjarak satu jam dari Fajar Bulan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com