Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Penanganan Bencana Masuk Kurikulum, Mendagri: Jadi Tak Ada Istilah Ketawa jika Ada yang Berlindung di Kolong Meja

Kompas.com - 02/03/2023, 15:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah (Pemda) memasukkan kurikulum penanganan bencana dalam pendidikan.

Menurut Tito Karnavian, kurikulum penanganan bencana masuk dalam satu dari tiga standar pelayanan minimal yang wajib dikerjakan pemda, yakni pelayanan informasi rawan bencana.

Ia juga menyinggung fenomena ketika Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati yang ditertawai anggota dewan karena masuk ke kolong meja saat gempa bumi.

"Jadi enggak perlu lagi ada istilah ketawa, kalau Kepala BMKG ini, ibu mantan rektor (UGM), begitu terjadi gempa lagi RDP (Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI) masuk ke dalam kolong (meja)," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana tahun 2023 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Jokowi: Peringatan Dini Bencana Kita Sering Terlambat

Padahal, menurut Tito, masuk ke kolong meja saat terjadi gempa bumi merupakan pengetahuan dasar yang perlu diketahui semua orang.

Hal serupa juga kerap dilakukan oleh masyarakat Jepang, termasuk anak-anak.

"Ya memang pelajarannya begitu. Di Jepang semua begitu anak-anaknya. Enggak perlu diketawain, itu yang bener. Yang enggak turun ke bawah meja, dia yang salah," ujar Tito.

Lebih lanjut, Tito Karnavia mengatakan, penanganan bencana masuk dalam salah satu pelayanan dasar.

Pelayanan dasar ini dikategorikan menjadi enam bidang, di antaranya pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketentraman ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, serta sosial.

Baca juga: Dalam 2 Bulan, Terjadi 245 Bencana di Bali, 1 Orang Tewas

Oleh karena dikategorikan sebagai pelayanan dasar, pemda wajib menganggarkan dan membuat lembaganya.

"Jadi pelayanan informasi rawan bencana, termasuk di antaranya memasukkan kurikulum penanganan bencana ke dalam pendidikan. Kalau itu sudah masuk kurikulum, maaf teman-teman kepala daerah dan BPBD diajarkan bagaimana tata cara penanganan bencana," kata Tito.

Sebagai informasi, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sempat bersembunyi di kolong meja ketika gempa di Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 terasa hingga ke gedung DPR pada 21 November 2022.

Saat itu, Kepala BMKG memang tengah menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI dan Kepala Basarnas.

Baca juga: 5.239 Bencana Terjadi di Jakarta dalam 5 Tahun Terakhir, Paling Banyak Kebakaran

Melihat reaksi Dwikorita, Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw sontak tertawa cengegesan.

"Ketiga, Basarnas perlu peningkatan SDM dan perlengkapan peralatan Basarnas... Gempa? He-he-he. Kekekeke. Ini BMKG bikin gempa ini. Ini, ha-ha-ha," ujar Rouw.

Dwikorita lantas langsung menyarankan kepada seluruh hadirin di ruang rapat agar ikut bersembunyi di bawah meja.

"Mohon maaf, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja," kata Dwikorita.

"Ini lihat ini harus ikut Kepala BMKG. Iya Kepala Basarnas belum ikut (berlindung di bawah meja). BMKG sudah langsung masuk meja. Ha-ha-ha," ujar Rouw.

Baca juga: Jokowi Singgung Bantuan Bencana Sering Ditumpuk, tapi Tak Dibagi ke Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com