Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Mengaku Deg-degan Pidato Megawati Banyak Singgung soal Perempuan, Ternyata Tak Sebut Capres

Kompas.com - 13/01/2023, 10:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku deg-degan ketika menyimak pidato Megawati Soekarnoputri dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023).

Pasalnya, Megawati berulang kali menyinggung soal pemimpin perempuan dalam pidatonya.

Puan sempat mengira Ketua Umum PDI-P itu hendak mengumumkan kandidat calon presiden (capres) partai banteng untuk Pemilu 2024. Namun, nyatanya tidak demikian.

"Tadinya sudah deg-degan, aduh siapa nih yang mau disebut, siapa yang mau disebut, kok perempuan terus yang disebut, ya ternyata enggak ada yang disebut," kata Puan dalam acara Rosi Kompas TV, dikutip pada Jumat (13/1/2023).

Baca juga: Megawati: Enggak Ada Perpanjangan atau Penundaan Pemilu, Enggak Usah Mikir!

Puan mengaku tak tahu-menahu siapa kader PDI-P yang bakal ditunjuk Megawati sebagai capres. Seperti publik pada umumnya, dia pun penasaran dengan nama capres PDI-P di kantong sang ibunda.

Namun, Puan yakin, kader yang kelak mendapat titah Mega adalah yang terbaik buat PDI-P sekaligus nusa dan bangsa.

Menurut Puan, capres PDI-P tak harus dirinya kendati dia merupakan putri Megawati yang kini menduduki jabatan strategis di partai.

"Urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara, dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," ujar Puan.

Puan bilang, sekalipun dirinya putri pemilik partai, dia tak pernah mendapat perlakuan istimewa. Ketua DPR RI itu juga mengaku tidak pernah meminta jabatan apa pun ke ibunya, termasuk dicalonkan sebagai presiden.

Baca juga: Megawati: Kalau Mau Jadi Bupati-Presiden, Harus Tahu Apa yang Dikerjakan

Menurut dia, Megawati mampu membedakan peran sebagai ibu yang juga ketua umum partai tempat dia bernaung.

Dengan demikian, kata Puan, tugas yang diamanatkan partai untuk dirinya didasari atas kepercayaan Mega. Puan membantah bahwa dia mendapat privilese sebagai putri mahkota partai.

"Ini bukan tentang anak, bukan, tapi ya seorang kader yang dianggap mumpuni dan bisa mampu untuk ditempatkan dalam posisi tertentu," ucapnya.

Puan juga mengatakan, tugas yang dimandatkan partai ke dirinya tidaklah mudah. Seperti kader-kader PDI-P lainnya, dia ditugaskan rajin turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu pun mengaku harus bekerja keras untuk berjuang membuktikan kemampuannya di kancah politik.

Oleh karenanya, Puan memastikan bahwa siapa pun capres yang kelak diumumkan Megawati tak ada sangkut pautnya dengan hubungan antara ibu dan anak.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com