JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku deg-degan ketika menyimak pidato Megawati Soekarnoputri dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023).
Pasalnya, Megawati berulang kali menyinggung soal pemimpin perempuan dalam pidatonya.
Puan sempat mengira Ketua Umum PDI-P itu hendak mengumumkan kandidat calon presiden (capres) partai banteng untuk Pemilu 2024. Namun, nyatanya tidak demikian.
"Tadinya sudah deg-degan, aduh siapa nih yang mau disebut, siapa yang mau disebut, kok perempuan terus yang disebut, ya ternyata enggak ada yang disebut," kata Puan dalam acara Rosi Kompas TV, dikutip pada Jumat (13/1/2023).
Puan mengaku tak tahu-menahu siapa kader PDI-P yang bakal ditunjuk Megawati sebagai capres. Seperti publik pada umumnya, dia pun penasaran dengan nama capres PDI-P di kantong sang ibunda.
Namun, Puan yakin, kader yang kelak mendapat titah Mega adalah yang terbaik buat PDI-P sekaligus nusa dan bangsa.
Menurut Puan, capres PDI-P tak harus dirinya kendati dia merupakan putri Megawati yang kini menduduki jabatan strategis di partai.
"Urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara, dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," ujar Puan.
Puan bilang, sekalipun dirinya putri pemilik partai, dia tak pernah mendapat perlakuan istimewa. Ketua DPR RI itu juga mengaku tidak pernah meminta jabatan apa pun ke ibunya, termasuk dicalonkan sebagai presiden.
Menurut dia, Megawati mampu membedakan peran sebagai ibu yang juga ketua umum partai tempat dia bernaung.
Dengan demikian, kata Puan, tugas yang diamanatkan partai untuk dirinya didasari atas kepercayaan Mega. Puan membantah bahwa dia mendapat privilese sebagai putri mahkota partai.
"Ini bukan tentang anak, bukan, tapi ya seorang kader yang dianggap mumpuni dan bisa mampu untuk ditempatkan dalam posisi tertentu," ucapnya.
Puan juga mengatakan, tugas yang dimandatkan partai ke dirinya tidaklah mudah. Seperti kader-kader PDI-P lainnya, dia ditugaskan rajin turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu pun mengaku harus bekerja keras untuk berjuang membuktikan kemampuannya di kancah politik.
"Kembali lagi ini bukan urusan anak, ini urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara," tutur dia.
Sebelumnya, dalam pidato di acara HUT ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023), Megawati banyak menyoroti isu tentang perempuan.
Ketua Umum PDI-P itu menyayangkan minimnya peran perempuan di jabatan eksekutif dan legislatif. Padahal, aturan sudah dibuat sedemikian rupa untuk mendorong partisipasi perempuan.
"Jadi persentase itu ingin saya naikkan, tapi anjlok banget, yang namanya di legislatif, di struktur di eksekutif," kata Megawati.
"Jadi tanya saya, sekolahan apa enggak? Yes. Terus kenapa? Apa sih kurangnya? Kurang dari aturannya, rasanya kok enggak salah," lanjut dia.
Acara HUT ke-50 PDI-P itu sempat digadang-gadang sebagai momen deklarasi capres partai banteng. Namun, hingga akhir acara, Mega tak mengumumkan satu pun nama.
Presiden kelima RI itu menegaskan, kewenangan soal pencapresan PDI-P ada di tangannya sebagai pimpinan tertinggi partai.
"Enggak ada (pengumuman capres), ini urusan gue!" kata Mega.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/13/10450941/puan-mengaku-deg-degan-pidato-megawati-banyak-singgung-soal-perempuan