Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS "Digoda" PKB, Nasdem Murka soal Isu 2 Menteri hingga Demokrat Sebut Hantu Demokrasi

Kompas.com - 06/11/2022, 15:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belakangan menjadi sorotan dalam perpolitikan nasional menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Selain karena belum kunjung menyatakan berkoalisi dengan Nasdem dan Demokrat, partai pimpinan Ahmad Syaikhu ini juga sedang digoda tawaran masuk koalisi PKB-Gerindra.

PKS juga sempat diisukan masuk kabinet Jokowi, padahal jelas-jelas ia merupakan partai di luar pemerintahan.

Goyangan-goyangan itu ditengarai sebagai upaya untuk menjegal Anies Baswedan untuk maju kontestasi Pilpres 2024.

Baca juga: PKS Disebut Lebih Untung jika Bergabung dengan Nasdem-Demokrat

Catatan Kompas.com, rentetan dinamika dialami PKS sejak pertengahan Oktober, tepatnya setelah Anies resmi dideklarasikan oleh Nasdem sebagai calon presiden (capres).

Tawaran PKB

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melalui Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar blak-blakan berharap PKS gabung koalisi PKB-Gerindra.

Hal tersebut disampaikan Muhaimin ketika ditanya soal potensi bergabungnya partai politik lain di koalisi PKB-Gerindra.

"Belum tahu, terus kita pendekatan. Saya berharap PKS bisa masuk," kata Muhaimin dalam keterangannya, Minggu (23/10/2022).

Merespons hal itu, PKS menghormati tawaran PKB. Akan tetapi, PKS belum bisa memutuskan menerima tawaran tersebut.

Baca juga: Soal PKS, Pengamat: Koalisi dengan Partai Manapun Tak Akan Menambah Suara

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menyampaikan, partainya memilih untuk menuntaskan komunikasi intensif dengan Nasdem dan Demokrat.

Kholid menyatakan, PKS bahkan sedang dalam proses ta'aruf dengan Nasdem dan Demokrat mencapai kesepakatan koalisi.

"Kami mohon izin menuntaskan proses komunikasi politik dengan Nasdem dan Demokrat," kata Kholid.

Diisukan dapat jatah menteri

Tak berselang lama, PKS lagi-lagi diterpa rumor yang bertolak belakang dengan sikap partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

PKS tiba-tiba dikabarkan mendapatkan jatah dua kursi menteri di kabinet Indonesia Maju. Rumor itu dengan tujuan agar Anies Baswedan tak bisa menjadi capres.

Kholid menyatakan, tidak pernah ada tawaran seperti rumor yang berkembang di tengah masyarakat, apalagi dengan niatan agar PKS keluar dari koalisi pencapresan Anies.

Baca juga: PKS Dinilai Lebih Baik Gabung ke Nasdem-Demokrat karena Faktor Anies

Anies Baswedan dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan alias Aher saat ditemui di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2022)KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Anies Baswedan dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan alias Aher saat ditemui di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2022)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com