Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS "Digoda" PKB, Nasdem Murka soal Isu 2 Menteri hingga Demokrat Sebut Hantu Demokrasi

Kompas.com - 06/11/2022, 15:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Dalam hal ini, semakin banyak kesepakatan yang tercapai untuk mewujudkan kerja sama Demokrat-PKS-Nasdem.

“(Progres) bisa 90 persen, bisa lebih. Semakin banyak kesepahaman yang telah dicapai,” sebut dia.

Tak berefek ke suara PKS

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah, PKS tidak memiliki perhitungan untung rugi dalam menentukan mitra koalisi.

"Karena pemilih PKS stagnan dan terbatas, ia koalisi dengan siapapun tidak akan menambah suara," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/11/2022).

Berkaca hal tersebut, Dedi menilai PKS condong mempertimbangkan koalisi karena melihat figur yang bakal diusung menjadi capres dan cawapres.

"Kondisi ini memungkinkan PKS bergabung ke Gerindra karena faktor Prabowo, atau ke Anies dengan Nasdem dan lainnya," ujar Dedi.

Baca juga: Diteriaki Presiden Saat Kunjungi Relawan di Medan, Anies: Pegang Itu Sebagai Tujuan Bersama

 

Dedi kemudian menyoroti komunikasi intens yang dijalin PKS dengan Nasdem dan Demokrat. Begitu juga, intensitas komunikasi PKS yang lebih condong ke Anies Baswedan ketimbang Prabowo.

Menurutnya, sudah ada komunikasi dengan Anies, tapi belum pernah PKS bertemu dengan Prabowo.

Seperti diketahui, memang Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher bertemu dengan Anies. Aher memang diusulkan PKS untuk mendampingi Anies sebagai cawapres.

"Dari intensitas komunikasi, memang terlihat PKS lebih condong mendukung Anies," kata Dedi.

Baca juga: Kepada Relawan, Anies Baswedan: Jangan Mau Dibentrok-bentrok

Lebih lanjut, Dedi berpandangan bahwa tidak ada perbedaan mencolok antara Prabowo dan Anies untuk didukung PKS.

Perbedaan hanya ada pada koalisi Nasdem yang tidak ada afiliasi pemilih sama atau setara dengan PKS, yakni kelompok dominan Islam.

"Sementara ke PKB, meskipun sama-sama afiliasi Islam, tapi ada nuansa kader di bawah bisa saja menolak PKS," ujarnya.

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid saat ditemui di Hotel Amaris, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid saat ditemui di Hotel Amaris, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022).

Enggan andai-andai...

PKS kembali menyatakan diri tak mau berspekulasi dalam langkah politik ke depan soal koalisi.

Utamanya, jika ada pandangan bahwa PKS bakal meninggalkan Nasdem dan Demokrat apabila kepentingannya tak diakomodasi.

Kholid mengaku, saat ini proses penjajakan dengan Nasdem-Demokrat berlangsung lancar dan dilandasi semangat kebersamaan yang tinggi.

"Kami tidak mau berandai-andai, kita lalui saja prosesnya dengan rasional dan objektif sesuai dengan kesepakatan,” ujar Kholid pada Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).

Upaya pembentukan koalisi terus diperjuangkan untuk mencari kesepakatan bersama.

Ia mengatakan, PKS, Nasdem, dan Demokrat sama-sama berjuang mencari titik temu, bukan titik tolak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com