JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak memiliki perhitungan untung rugi dalam menentukan mitra koalisi.
"Karena pemilih PKS stagnan dan terbatas, ia koalisi dengan siapapun tidak akan menambah suara," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/11/2022).
Hal itu disampaikannya merespons relasi PKS yang belakangan intens komunikasi dengan Nasdem dan Demokrat. Tetapi, di sisi lain, ditawari bergabung ke koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)-Gerindra.
Berkaca hal tersebut, Dedi menilai PKS condong mempertimbangkan koalisi karena melihat figur yang bakal diusung menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Kondisi ini memungkinkan PKS bergabung ke Gerindra karena faktor Prabowo, atau ke Anies dengan Nasdem dan lainnya," ujar Dedi.
Baca juga: PKS Dinilai Lebih Baik Gabung ke Nasdem-Demokrat karena Faktor Anies
Dedi kemudian menyoroti komunikasi intens yang dijalin PKS dengan Nasdem dan Demokrat.
Begitu juga, intensitas komunikasi PKS yang lebih condong ke Anies Baswedan ketimbang Prabowo.
Contohnya, ketika Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher bertemu dengan Anies Baswedan.
Belakangan, Aher memang diusulkan PKS untuk mendampingi Anies sebagai cawapres.
"Dari intensitas komunikasi, memang terlihat PKS lebih condong mendukung Anies," kata Dedi.
Baca juga: PKS Sebut Kesepakatan Koalisi dengan Nasdem-Demokrat Mencapai 90 Persen
Lebih lanjut, Dedi berpandangan bahwa tidak ada perbedaan mencolok antara Prabowo dan Anies untuk didukung PKS.
Perbedaan hanya ada pada koalisi Nasdem yang tidak ada afiliasi pemilih sama atau setara dengan PKS, yakni kelompok dominan Islam.
"Sementara ke PKB, meskipun sama-sama afiliasi Islam, tapi ada nuansa kader di bawah bisa saja menolak PKS," ujarnya.
Berdasarkan catatan Kompas.com, Nasdem, Demokrat, dan PKS disinyalir bakal bekerja sama sebagai koalisi untuk Pemilu 2024.
Namun, hingga kini pengumuman koalisi belum juga terjadi.
Baca juga: PKS Dinilai Bisa Pindah ke Gerindra-PKB karena Kepentingan Sulit Diakomodir Nasdem-Demokrat
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.