"Tanpa impian, kita tak akan meraih apa pun. Tanpa cinta kita tak akan bisa merasakan apa pun. Dan tanpa Allah kita bukan siapa-siapa." - Mesut Ozil.
Untain kata-kata dari mantan pemain timnas Jerman, bekas pemain Real Madrid dan Arsenal itu begitu dalam maknanya. Sepakbola itu tidak sekadar “permainan” olahraga yang menguras fisik, tetapi juga menjadi ajang menyatukan “rasa”.
Di saat kebanggaan kita membuncah saat PSSI U-16 asuhan coach Bima Sakti menjuarai AFF Boys U-16, PSSI U-20 dan PSSI Timnas Senior binaan pelatih Shin Tae-yong yang melaju ke putaran final Piala Asia, PSSI U-23 meraih medali perunggu di Sea Games 2020 serta keberhasilan Timnas mengalahkan Timnas Cucurao yang berperingkat ibarat “langit” dengan “bumi” dengan kita, berita duka kini menggayuti sepak bola Indonesia.
Sepak bola nasional tengah menanjak prestasinya, bahkan tim futsal kita yang berlaga di Asia Cup dan timnas amputasi yang bertanding di Piala Dunia punya rekor kemenangan yang menggetarkan prestasi sepak bola nasional.
Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi saksi “kelam” amuk suporter Arema FC yang tidak bisa menerima kekalahan klub idolanya atas Persebaya Surabaya.
Setiap “derby” Jawa Timur antara Arema dengan Persebaya, pertandingan selalu berlangsung sengit dan “panas”.
Data hingga Minggu (2/10/2022) malam, jumlah korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang. Sementara itu, korban luka-luka sebanyak 299 orang. Dengan rincian luka ringan 260 orang dan luka berat 39 orang.
Korban Tragedi Kanjuruhan tersebut semakin menambah daftar jumlah korban kerusuhan di stadion dengan skala korban meninggal terbesar di dunia.
Korban tewas di Kanjuruhan melebihi jumlah korban meninggal di Stadion Hillsborough, Inggris tahun 1989. Kejadian yang ditabalkan sebagai tragedi sepak bola terkelam di Britania Raya itu, 89 pendukung Liverpool berkalang tanah.
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan selama puluhan tahun, akhirnya terungkap kalau Tragedi Hillsborough terjadi akibat ketidakbecusan pihak kepolisian dalam mengamankan jalannya pertandingan.
Mayoritas korban tewas di Hillsborough berusia di bawah 30 tahun, usia-usia yang tergolong produktif.
Tragedi paling kelam di dunia sepak bola terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru, 24 Mei 1964 saat dihelat pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru melawan Argentina.
Usai gol penyama Peru dianulir wasit, pertandingan menjadi ricuh dan pecah kerusuhan yang menyebabkan 328 penonton tewas (Kompas.com, 02/10/2022).
Mengapa Kanjuruhan menjadi palagan sepak bola nasional di saat prestasi sepak bola nasional kita tengah ditakuti negara-negara lain?
Mengapa Tragedi Kanjuruhan bisa terjadi di saat eforia penggemar sepak bola menemukan momentumnya pascapageblug panjang yang menyisahkan kenangan “masa rebahan” dan isolasi demi menekan penyebaran virus Corona?
Beda Jepang, beda pula di Indonesia. Jika ada kejadian yang memalukan atau memakan korban jiwa besar, maka pihak yang bertanggungjawab di Jepang langsung mundur karena malu akibat tidak becus bekerja.
Bahkan spirit seppuku dan harakiri masih menjiwai sebagian generasi Jepang karena merasa gagal menjalankan tugas.
Sementara di tanah air, jika ada kejadian yang memalukan maka yang galib terjadi adalah saling lempar melempar tangggungjawab.
Pihak panitia pelaksana di Malang sudah menyarankan agar pertadingan Arema FC melawan Persebaya digelar sore hari, dan usulan tersebut juga ikut direkomendasikan Polres Malang kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).