Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Sepak Bola Indonesia Berduka: Malam Jahanam di Kanjuruhan

Kompas.com - 03/10/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara LIB tetap “ngotot” pertandingan tetap dilakukan malam hari, karena terikat kontrak dengan Indosiar selaku stasiun televisi yang menyiarkan pertandingan.

Slot siaran pertandingan malam hari memang paling menjadi favorit pemasang iklan karena potensi penonton yang cukup besar mengingat perbedaan zonasi waktu di tanah air.

Janggalnya, begitu rekomendasi dari panitia pelaksana di Malang diacuhkan LIB tetap juga “membuka” penjualan tiket hingga melebihi daya tampung Stadion Kanjuruhan.

Kanjuruhan yang bisa menampung 38.000 penonton, tiket yang dilepas panitia mencapai 42.000 penonton. Bahkan banyak suporter Arema harus menonton pertandingan dengan berdiri.

Akibatnya bisa ditebak, begitu ada kejadian chaos di lapangan, maka stadion tidak mampu menyediakan akses emergency untuk keluar dari stadion.

Sementara dari pihak keamanan, harusnya potensi kerusuhan di setiap derby Jawa Timur mudah diantisipasi.

Jika rekomendasi keamanan kepada LIB diacuhkan, semestinya izin gelaran pertandingan tidak diberikan.

Kalaupun pertandingan tetap diadakan, pelapisan dan penebalan jumlah personel pengaman pertandingan harus diperhitungkan dengan cermat.

Kefatalan yang dilakukan aparat pengamanan pertandingan derby Jawa Timur itu adalah penggunaan gas air mata yang membuat penonton menjadi semakin ricuh.

Aksi anarkis yang dilakukan pendukung Arema rupanya “dibalas” pula dengan aksi lontaran gas air mata.

Tentu imbasnya kepada penonton yang tidak terlibat dengan aksi rusuh karena membuat mereka kebingungan dan ingin segera keluar dari stadion.

Mirisnya lagi, akses-akses keluar stadion di Kanjuruhan begitu sedikit dan kurang memenuhi standar keamanan.

Belum lagi, tindakan keras petugas keamanan yang “menyabetkan” pentungan ke arah kepala penonton menjadi penambah korban luka.

Soal gas air mata, saya begitu trauma saat menjadi peliput di berbagai kerusuhan di tanah air jelang rezim Soeharto jatuh.

Asapnya yang membuat mata perih dan berair bahkan saat dibasuh air pun menjadi semakin perih di mata, tentu sangat menyakitkan dan membuat kalut penonton di Stadion Kanjuruhan.

Saya sulit membayangkan penderitaan penonton di tribun yang tidak tahu apa-apa, tetapi terkena imbasnya karena aksi penembakan gas air mata.

Aturan Federasi Sepabola Dunia (FIFA) terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety & Security Regulations) pasal 19.b menyebut dengan tegas senjata api dan “gas pengendali massa” tidak boleh dibawa atau digunakan.

Seperti yang dinyatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan Mahfud MD, korban meninggal di pertadingan Liga 1 itu karena desak-desakan dan terinjak. Kerusuhan itu bukan karena bentrok antarsuporter mengingat pendukung Persebaya terkena larangan menonton pertandingan. Tidak ada korban penganiayaan antar suporter. (Detik.com, 02 Oktober 2022).

Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi menyeluruh dilakukan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com