JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Pengawasan dan Monitoring Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, tragedi Stadion Kanjuruhan akan berdampak berat pada kejiwaan korban yang masih berusia anak.
Terutama, bagi anak-anak yang terpaksa berpisah dengan orangtua mereka, kehilangan untuk selamanya.
"Tentunya pasca-kejadian tersebut, akan membawa dampak kejiwaan yang berat bagi anak, apalagi bila disertai peristiwa terpisah dengan orang tua, kehilangan orang tua, atau kehilangan saudaranya," ujar Jasra dalam keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Hari Ini, Mahfud Panggil PSSI hingga Kapolri Rapat Bahas Tragedi Kanjuruhan
Untuk itu, KPAI berharap semua pihak berfokus pada pelayanan korban, khususnya korban yang masih hidup.
KPAI juga mendorong agar lembaga layanan yang tersedia bisa menjemput bola memberikan pelayanan kepada korban anak.
"Dalam rangka mengurangi hal yang lebih buruk dihadapi anak," papar dia.
Di sisi lain, KPAI juga mendorong agar penyelenggaraan sepakbola menjadi penyelenggaraan ramah anak.
Penyelenggara harus diberikan edukasi agar mitigasi pengurangan risiko bagi orangtua yang membawa anak di stadion bisa disediakan di kemudian hari.
"Tentu mereka tidak siap jika tiba tiba harus berhadapan dengan gas air mata dan kekerasan. Lain dengan mereka yang biasa berdemonstrasi telah mempersiapkan diri ketika banyak gas air mata," imbuh dia.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Saat Kerusuhan Berujung ke Pangkuan Tuhan..
Sebelumnya, laga derbi Jawa Timur antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan berakhir rusuh.
Dilaporkan, 125 orang tewas dalam kerusuhan Kanjuruhan. Dua korban di antaranya merupakan anggota Polri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.