Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subandi Rianto
Sejarawan, Pekerja Media

Sejarawan, Alumnus Pascasarjana Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada

Wacana Usang Menghidupkan Dwifungsi ABRI

Kompas.com - 29/08/2022, 06:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENTERI Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak lelah-lelahnya melempar wacana penempatan TNI aktif dalam posisi sipil.

Politisi senior Golkar ini mewacanakan kembali peran perwira TNI aktif untuk menempati posisi penting dan strategis dalam pemerintahan sipil.

Menkomarves beralasan struktur organisasi tentara yang gemuk membutuhkan aktualisasi di sektor-sektor lain.

Walaupun kemudian Presiden Joko Widodo ternyata tidak berkenan dengan usulan tersebut. Jokowi beralasan tidak ada kebutuhan mendesak menempatkan TNI ke dalam kementerian sipil (Kompas.com, 11/08/22).

Baca juga: Luhut Usul TNI Aktif Bisa Masuk Pemerintahan, Jokowi: Kebutuhannya Belum Mendesak

Luhut bukan sekali ini saja melempar wacana serupa. Pada kesempatan sebelumnya tahun 2018, pensiunan ABRI ini pernah melempar isu yang sama soal penempatan TNI di Kementerian Maritim.

Dua kali dalam kesempatan yang berbeda, Menkomarves secara terang-terangan menyinggung revisi UU TNI dan berpotensi menghidupkan kembali sistem Dwifungsi ABRI peninggalan Orde Baru.

Wacana ini tak bisa dilepaskan dari jejak historis Luhut yang dibesarkan oleh rahim Orde Baru. Luhut meniti karir sepanjang masa Orde Baru kemudian masuk ke dalam dunia politik selepas pensiun.

Persoalannya adalah orde yang telah membesarkan Luhut ini mempunyai banyak catatan soal militerisme politik.

Orde Baru merupakan satu-satunya rezim pemerintah di Indonesia yang sukses melakukan militerisasi di segala bidang dari politik, bisnis, ekonomi dan bahkan bagian yang publik menganggap tidak penting: penulisan sejarah.

Soeharto memanggil Nugoroho Notosusanto, Menteri Pendidikan kala itu untuk menulis sejarah versi militer untuk kepentingan nasional.

Mengapa “lagu lama” soal kembalinya militer dalam politik selalu menarik perhatian beberapa purnawirawan?

Bukan hanya Luhut Pandjaitan sejatinya yang melemparkan wacana serupa. Tokoh-tokoh lain bahkan secara terang-benderang menerapkan militerisme dalam bentuk lain. Misalnya, melekatkan simbol-simbol militer ke dalam sistem pemerintahan sipil.

Sebagai instansi vertikal dengan ± 35.000 pegawai, Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto menyerahkan tongkat komando dan baret kepada Kakanwil dan Kakantah agar para Kakanwil dan  Kakantah lebih confident. Instagram.com/kementerian.atrbpn Sebagai instansi vertikal dengan ± 35.000 pegawai, Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto menyerahkan tongkat komando dan baret kepada Kakanwil dan Kakantah agar para Kakanwil dan Kakantah lebih confident.
Mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto ketika menduduki jabatan baru sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang pada reshuffle baru-baru ini, menerapkan simbolisasi militer di Kementerian Agraria.

Menteri ATR ini memperbaharui seragam pejabat kantor layaknya seragam perwira dengan baret, lencana dan bahkan tongkat komando. Sesuatu yang tak ada korelasinya dengan kinerja portofolio kementerian sipil pertanahan.

Hadi bukanlah perwira aktif, tetapi memperbaharui seragam kementerian sipil layaknya militer dengan dalih kinerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com