Menertibkan gerombolan laskar-laskar, menata-ulang pangkat dan jabatan militer. Serta paling penting menyalurkan bekas laskar ke dalam Kementerian Pemuda dan Industri untuk bekerja. Dengan disalurkan mereka tidak menjadi gerombolan kriminal.
Pokok utama restrukturisasi tentara adalah menjadikan militer profesional, kuat dan berfokus pada agenda pertahanan negara. Tidak bercampur dengan agenda politik dan sipil.
Itulah mengapa Perdana Menteri Amir Sjarifudin gagal menerapkan ReRa karena menunjuk gubernur militer berhaluan kiri. Kabinetnya kemudian jatuh dan digantikan Hatta.
Ketika wacana menghidupkan Dwifungsi ABRI ke dalam pemerintahan sipil mengemuka kembali, maka akan menciptakan siklus yang sama.
Tentara akan tergoda berpolitik, menciptakan pemburu rente baru dalam oligarki politik dan ekonomi. Kemudian tinggal tunggu waktu semuanya akan dimiliterisasikan. Mirip seperti yang dilakukan Menteri ATR baru-baru ini.
TNI perlu berfokus dalam menyikapi ancaman regional dengan hadirnya ketegangan di Laut China Selatan, dampak berkepanjangan Perang Ukraina-Rusia serta tentunya perubahan geopolitik di ASEAN.
Mendayung di antara dua karang kini bukan lagi milik pejabat diplomasi, tetapi juga menjadi doktrin pertahanan yang perlu diperhatikan oleh pemimpin militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.