JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengaku tidak alergi terhadap sejumlah hasil survei mengenai citra lembaga yang ia pimpin.
Firli mengatakan, semua hasil survei terkait institusi tersebut tidak ada yang keliru. Namun, demikian, waktu pelaksanaan survei akan menentukan respon publik.
“Jadi kalau seandainya anda lakukan survei di saat misalnya kenaikan BBM, pertanyaannya satu saja, ‘apakah pemerintah pro rakyat? Pasti jawabannya, tidak,” kata Firli dalam konferensi pers yang digelar di Gedung merah Putih KPK, Senin (8/8/2022).
Firli mengaku selalu membaca hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 62,6 Persen Responden Tak Yakin Pimpinan KPK Bebas Korupsi
Tidak hanya itu, pihaknya bahkan mengundang lembaga survei dan menanyakan hasil survei berikut responden dan metodologinya.
Meski demikian, menurut Firli, jumlah survei oleh sejumlah lembaga tersebut masih terpaut jauh dengan responden Survei Penilaian Integritas (SPI) yang diselenggarakan KPK.
“Kenapa? Karena jumlah respondennya 255.010. Ini terbesar. Kalau survei elektabilitas kemarin saya baca tuh hanya 1200 orang,” ujar Firli.
Meski demikian, Firli mengaku tetap mengaku hasil survei berbagai lembaga tersebut dan tidak menyampaikan protes.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Citra KPK Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
KPK akan menjadikan hasil survei sebagai kajian dan masukan alih-alih menolaknya.
“Jadi kami berterima kasih kepada rekan-rekan yang melakukan survei. Sama halnya dengan pihak2 ada melakukan gugatan praperadilan. Kita tidak alergi, itu bagus,” ujar Firli.
Libang Kompas menyebutkan, citra komisi antirasuah berada di titik paling rendah dalam lima tahun terakhir.
Peneliti Litbang Kompas Rangga Eka Sakti mengatakan, kesimpulan tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan pada periode 19-21 Juli 2022.
Survei tersebut dilakukan di 34 provinsi melalui sambungan telepon dengan jumlah responden 502 orang.
"Citra KPK terekam berada di angka 57 persen, paling rendah dalam lima tahun terakhir," kata Rangga sebagaimana dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (8/8/2022).