Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Perang Rusia-Ukraina Tak Jelas Kapan Selesai dan Ini Berdampak Ekonomi ke Seluruh Dunia

Kompas.com - 05/08/2022, 19:29 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya baru saja bertemu dengan Deputy Prime Minister Rusia di Moskwa baru-baru ini.

Dari pembicaraan tersebut terungkap bahwa perang Rusia-Ukraina belum ada kepastian kapan akan selesai.

"Kemarin saya di Rusia, di Moskow, saya bicara dengan Deputy Prime Minister (Rusia), kita juga bicarakan soal ini (perang) belum ada kepastian kapan akan selesai. Jadi Ukraina war dengan Rusia kita belum tahu kapan akan selesai," ujar Luhut di acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center di Bogor, sebagaimana disiarkan YouTube PPAD TNI, Jumat (5/8/2022).

Baca juga: Sekjen NATO Tak Biarkan Rusia Menang dalam Perang di Ukraina

"Dan ini mempunyai dampak ekonomi ke seluruh dunia. Itu sebabnya kita harus lugas membuat policy ekonomi kita sehingga keadaan ekonomi kita sekarang yang baik ini bisa kita pertahankan terus ke depan," tegasnya.

Luhut pun mengungkapkan perang antara kedua negara memicu kenaikan harga pangan dan energi.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga mengungkapkan musuh dalam pengelolaan ekonomi dalam negeri adalah ketidakpercayaan diri bangsa Indonesia sendiri.

"Satu musuh kita yang paling berat dari dalam diri kita sendiri, kita kadang-kadang enggak percaya bahwa kita hebat, kita hebat kalau kita lakukan dengan benar," lanjutnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-161 Serangan Rusia ke Ukraina: AS Beri Sanksi Pacar Putin, Resimen Azov Dianggap Teroris

Dia mencontohkan, defisit perdagangan Indonesia dengan China terus mengalami penurunan.

Sebelumnya, defisit perdagangan Indonesia dengan China sebesar 27 Miliar Dolar AS. Kemudian jumlahnya menurun hingga menjadi 17 miliar Dolar AS.

"Tahun lalu tinggal 2 sekian miliar Dolar AS. Tahun ini per kuartal kemarin tadi saya baru terima data itu kita sudah surplus Rp 500 juta Dolar AS. Tahun ini kita mungkin surplus 1 sekian miliar Dolar AS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com