Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memahami "Harapan Politik" Ganjar Pranowo

Kompas.com - 28/06/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

POSISI politik Ganjar Pranowo kian hari memang kian paradoks. Namanya wara-wiri di posisi tiga besar dalam setiap survei yang dilakukan lembaga-lembaga survei arus utama.

Namun dari sisi basis politik legal dan tradisional, nampaknya Ganjar kian terpojok di internal PDIP sendiri.

Dalam Rapat Kerja Nasional II PDIP pada 23 Juni 2022, bahkan secara simbolik Ganjar harus menerima bahwa kekuasaan Megawati jauh lebih tinggi perannya dalam menentukan masa depan politik ketimbang prospek elektabilitas yang telah dibuktikan pada survei-survei terbaru.

Ganjar nampaknya masih bermain aman. Sebagaimana watak politik yang selama ini dimainkannya, Ganjar menyampaikan kepada awak media setelah rakernas mutakhir PDIP belum lama ini bahwa ia hanya patuh pada petuah Megawati, ketua umum partai yang selama ini telah menaungi karir politik Ganjar.

Sikap politik tersebut perlu diacungi jempol. Ganjar nampaknya memang sangat memahami dunia politik yang dinamikanya bisa berujung di mana saja, tanpa harus berpatokan secara baku pada apa yang nampak di hari ini.

Berpegang teguh pada aturan main partai toh memang sudah menjadi kewajiban setiap anggota, apalagi anggota yang sedang mengemban amanat sebagai salah satu gubernur populer di Indonesia.

Secara etika kepartaian, sikap Ganjar sudah senada dengan irama politik yang sedang melatarinya.

Apalagi di sisi lain, meskipun kuat dugaan publik bahwa Megawati akan memberikan prioritas pada Puan Maharani untuk menyabet posisi calon presiden resmi dari PDIP, nyatanya sampai hari ini PDIP belum berani berbicara terang-terangan soal itu.

Megawati adalah politisi handal, negarawan, perempuan pertama dan satu-satunya yang pernah menjadi presiden Indonesia.

Sikapnya tentu saja didasarkan atas kematangan kalkulasi politik di satu sisi dan kebijaksanaan seorang pemimpin partai besar negeri ini di sisi lain.

Dengan kata lain, Megawati akan bersuara tentang calon presiden dari PDIP pada waktu yang tepat dan di momen yang kontekstual.

Dan amanatnya bisa jatuh pada putrinya Puan Maharani, namun tak menutup kemungkinan bisa juga jatuh pada seorang Ganjar Pranowo.

Artinya, Megawati memang seorang pemimpin partai yang handal dalam membesarkan kader-kadernya di tengah berbagai perbedaan yang ada.

Bagaimana pun, kedua bakal calon presiden PDIP tersebut adalah kader-kader terbaik PDIP yang kini sedang menduduki posisi strategis. Secara prinsipil, Megawati tentu akan membesarkan keduanya.

Di sisi lain, Ganjar sangat yakin dan percaya dengan kematangan politik Megawati sehingga dengan legowo menerima kekuasaan prerogatifnya dalam menentukan siapa yang akan maju sebagai calon presiden RI 2024 – 2029 dari PDIP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com