Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memahami "Harapan Politik" Ganjar Pranowo

Kompas.com - 28/06/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemudian, kepatuhan Ganjar kepada partai hendaknya menjadi salah satu pintu bagi Ganjar untuk tetap berkembang secara politik dengan menuai benih-benih prestasi di bawah bendera PDIP, tanpa harus dipertentangkan dengan Puan Maharani atau Megawati.

Pun kepatuhannya kepada partai juga semestinya membuat Ganjar semakin serius dalam bergandengan dengan Jokowi untuk menyukseskan segala kebijakan dan program nasional yang telah ditetapkan Istana.

Di dalam politik kepartaian, Ganjar dan Megawati mau tak mau harus sejalan. Namun di dalam arsitektur tata pemerintahan, Ganjar dan Jokowi pun tak bisa dipisahkan.

Gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat dan menjadi representasi politik pemerintahan Jokowi di provinsi yang dipimpinnya.

Dengan kata lain, Jokowi mau tak mau memang harus mendukung apapun program dan kebijakan Ganjar di Jawa Tengah selama itu selaras dengan kepentingan Istana.

Perkara relasi politik pemerintahan semacam itu akan berbuah koalisi strategis antara Ganjar dan gerbong non partai Jokowi adalah perkara lain.

Jokowi tentu ingin menjadi "King Maker." Dan itu hak Jokowi sepenuhnya. Jika Jokowi ingin memilih Ganjar sebagai penerusnya, tentu tak ada yang bisa melarang.

Setidaknya, sebagai seorang presiden, Jokowi memiliki "resources" untuk itu. Jokowi bisa dengan berbagai instrumen kekuasaan yang ia miliki mendukung dan menyokong Ganjar Pranowo, baik terang-terangan ataupun diam-diam.

Namun demikian, untuk saat ini, Ganjar tentu harus bisa memosisikan dirinya secara proporsional pada masing-masing kapasitas tersebut, baik sebagai anggota partai maupun sebagai anak buah Jokowi dalam pemerintahan.

Memang kedua kapasitas tersebut sama-sama memiliki daya dorong dalam meningkatkan popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo untuk dua tahun mendatang.

Tapi jika ditilik secara lebih detail, Jokowi justru memiliki kekuatan lebih dalam membantu Ganjar.

Jokowi dengan halus atau pun terang-terangan bisa menyukseskan program-program populer Ganjar di Jawa Tengah, terutama via instrumen fiskal dan organisasional, untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas sang Gubernur.

Dan saya kira, Jokowi sangat memahami kelebihan yang ia miliki tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com