JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan antara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf kembali disorot usai disindir oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Ini bermula ketika Yenny menyebut dirinya tidak lagi menjadi bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin. Yenny mengatakan, dia bagian dari PKB Gus Dur.
Putri kedua Abdurrahman Wahid itu lantas menyinggung minimnya elektabilitas Muhaimin. Dia bilang, politisi yang elektabilitasnya rendah hendaknya tak memaksakan diri untuk maju di Pemilu Presiden 2024.
Setelahnya, Yenny menyinggung ketegangan hubungan Muhaimin dengan Yahya Cholil Staquf.
Baca juga: Perseteruan Cak Imin Vs Yenny Wahid dan Luka Lama Konflik PKB...
"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," kata Yenny usai menghadiri acara di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022), seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (23/6/2022).
Memang, beberapa waktu lalu Muhaimin dan Yahya sempat diisukan renggang. Alasannya, karena perpolitikan jelang Pemilu 2024. Berikut duduk perkaranya.
Ketegangan hubungan PBNU dan Muhaimin tercium sejak awal kepemimpinan Yahya Cholil Staquf yang terpilih sebagai Ketua Umum PBNU pada akhir Desember 2021.
Kala itu, Yahya terang-terangan mengatakan bahwa organisasi keagamaan yang ia pimpin tak boleh jadi alat politik partai mana pun, termasuk PKB.
Baca juga: PKB Nilai Beda Pandangannya dengan PBNU Tak Pengaruhi Partai Lain untuk Berkoalisi
Meski PKB memiliki kedekatan erat dengan PBNU lantaran partai tersebut diinisiasi dan dideklarasikan pengurus-pengurus PBNU, Yahya mengatakan, itu tak serta-merta membuat organisasinya boleh dijadikan senjata pemenangan di kontestasi politik.
Dalam pidato pertamanya usai terpilih sebagai Ketua Umum PBNU yang baru, Yahya menyinggung dua agenda besar PBNU yakni membangun kemandirian warga dan mewujudkan perdamaian dunia.
"Yang pertama adalah agenda membangun kemandirian warga dan yang kedua adalah meningkatkan peran dalam pergulatan Nahdlatul Ulama untuk mendukung perdamaian dunia," kata Yahya dalam tayangan YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Jumat (24/12/2021).
Yahya juga pernah menyampaikan bahwa PBNU tidak akan membuat sikap politik dukung mendukung di Pilpres 2024. Secara institusi, PBNU berkomitmen tak akan terseret pada kepentingan politik praktis.
"(Dukungan) Atas nama lembaga tidak boleh. Kalau pribadi silakan, asalkan bertanggung jawab. Tapi, kalau atas nama lembaga tidak boleh," katanya kepada wartawan di sela kegiatan di Surabaya, Kamis (17/2/2022), dikutip dari kompas TV.
Meski tak mengarahkan langsung pernyataannya pada Muhaimin, publik mengaitkan sikap Gus Yahya itu dengan ambisi Imin untuk mencalonkan diri di Pemilu Presiden.
Pasalnya, sejak Pemilu 2019 lalu, Muhaimin sudah menunjukkan hasratnya untuk jadi kandidat capres atau cawapres. Demikian pula jelang Pemilu 2024.