JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat untuk mewaspadai laju penularan subvarian Omicron BA.2.
Pasalnya, beberapa negara melaporkan bahwa subvarian BA.2 mampu menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.
"Jadi kembali kita sampaikan soal BA.2 kepada masyarakat bukan untuk menakut-nakuti," kata Nadia dalam diskusi secara virtual bertajuk "Omicron, Benarkah Tidak Berbahaya", Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Kemenkes: 668 Kasus Covid-19 di Indonesia akibat Subvarian Omicron BA.2
Nadia mengatakan, banyak masyarakat yang protes atas informasi tentang sebaran subvarian Omicron BA.2.
Padahal, kata dia, informasi tersebut harus disampaikan agar masyarakat tetap mewaspadai risiko penularan virus.
"Kita ingin masyarakat tetap waspada tidak lengah, karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa mempengaruhi laju penularan," ujarnya.
Baca juga: CEO Pfizer Sebut Vaksinasi Dosis Keempat Penting Dilakukan untuk Lawan Omicron
Nadia melaporkan, hingga 15 Maret 2022, tercatat ada 668 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2 di Indonesia. Meski demikian, Subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi di Tanah Air.
"Di data nasional kita secara umum itu BA.2 sudah 668, BA.1 itu paling banyak yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus kemarin. Ini secara kumulatif dari Januari sampai dengan Maret itu ada 5.625," ucapnya.
Baca juga: Daftar 19 Provinsi yang Sudah Terdeteksi Subvarian Omicron BA.2
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, selain varian Omicron, kasus Covid-19 dari varian Delta AY.1 tercatat paling tinggi yaitu sebanyak 8.239.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS), Varian Omicron harus tetap diwaspadai karena bisa bermutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta.
"Varian omicron itu banyak sekali terjadi mutasi dan menggabungkan mutasi-mutasi yang ada pada Alpha, Beta, Gamma, dan juga Delta, dan kemampuannya untuk escape imunitas ini yang menjadi catatan kita," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.