Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Ungkap Cara Bagi Netizen Menyikapi Konflik Rusia-Ukraina

Kompas.com - 08/03/2022, 19:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat media sosial Kun Arief Cahyantoro mengatakan, kebutuhan terkait informasi tentang konflik Rusia dan Ukraina memang tidak bisa dihindari di dunia maya. Namun, menurut dia ada cara yang bisa digunakan supaya warganet di Indonesia tidak terjebak misinformasi, mendukung salah satu pihak dalam pertikaian itu, atau terhindar dari serangan siber dari pihak-pihak yang tengah bertikai karena dianggap membela salah satunya.

Arief mengatakan, kita tidak dapat menghilangkan kebutuhan esensial dari manusia yaitu mendapatkan atau mencari informasi. Menurut dia, pengekangan dan penghilangan atau penghapusan informasi hanya bersifat sementara dan akan membuat rasa keingintahuan seseorang semakin besar.

Dalam kaitannya dengan konflik Rusia-Ukraina, Arief mengatakan warganet mesti cerdas dalam menelaah informasi melalui media sosial dalam bentuk tulisan, gambar, foto, maupun video.

"Tahap pertama yang dilakukan adalah analisis provokasi dan agitasi dengan filter SARA (Suku Agama Ras dan Antargolongan). Jika tidak mengandung unsur provokasi dan agitasi maka informasi tersebut dapat dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu pengecekan sumber dengan teknik triangulasi," kata Arief kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: BSSN Imbau Masyarakat Tak Dukung Rusia atau Ukraina di Dunia Maya

Arief mengatakan, teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi itu meliputi sumber, isi, dan teknik.

Arief mengatakan, cara lain yang harus dipahami warganet di Indonesia supaya adalah memberikan wawasan tentang pengaruh negatif informasi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas informasi. Maka dari itu dia menyarankan warganet di Indonesia tidak menerima informasi terkait hal itu hanya dari satu sumber.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kemarin menyampaikan supaya warganet Indonesia untuk tidak berpihak kepada siapapun di dunia maya terkait dengan peperangan antara kedua negara itu. Mereka meminta agar aktivitas di ruang siber masyarakat selaras dengan sikap politik Indonesia, yaitu bebas aktif, netral, dan tidak terjebak dalam situasi konflik di dunia maya.

Baca juga: Kemenlu Masih Menunggu Jaminan Aman Jalur Evakuasi untuk Jemput 9 WNI yang Tertahan di Chernihiv Ukraina

“Serangan siber pada konflik Rusia dan Ukraina saat ini telah melibatkan penggunaan ruang dan potensi siber sehingga dampaknya harus diperhitungkan karena sudah tidak tergantung lagi pada wilayah, ruang, dan waktu,” kata Kepala BSSN Hinsa Siburian, dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Senin (7/3/2022) kemarin.

Hinsa menilai, sikap ini netral terhadap sebuah konflik yang terjadi termasuk upaya menjunjung tinggi salah satu pilar keamanan siber yang kini sedang diperjuangkan di forum Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), yaitu “responsible state behavior in cyberspace”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com