Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegang Presidensi G20, RI Dinilai Punya Peran Kunci Bawa Rusia dan Ukraina ke Meja Perundingan

Kompas.com - 25/02/2022, 14:15 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dinilai memiliki peran kunci dalam mendudukan Rusia dan Ukraina ke meja perundingan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara kedua negara tersebut.

Seperti yang diketahui, saat ini Ukraina tengah berada dalam kondisi darurat nasional setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus ke negara tersebut, Kamis (24/2/2022) kemarin.

Pakar hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani menjelaskan, sebagai Presidensi G20, Indonesia bisa memanfaatkan forum tersebut lantaran perang Ukraina dan Rusia berisiko terhadap proses pemulihan dari pandemi.

Baca juga: Mengapa Rusia Menyerang Ukraina dan Apa yang Diincar Putin?

"Walau G20 ini forum ekonomi, keuangan, dan pembangunan, tapi melihat concern yang sangat utama pada stabilitas regional dan global, itu penting bagi Indonesia untuk mengutarakan kepemimpinan di G20 dengan menyerukan kedua belah pihak menghentikan langkah-langkah militer dan duduk di meja perundingan," kata Riza kepada Kompas.com, Jumat (25/2/2022).

Ia pun menjelaskan, sebenarnya tidak ada dampak langsung yang bisa dialami Indonesia akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Namun demikian, bila berkelanjutan akan berpengaruh terhadap perdagangan dan investasi di antara kedua negara.

Di sisi lain, saat ini kondisi dunia sedang berada dalam masa pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Konflik Rusia dan Ukraina bila berkepanjangan pun dinilai bisa menjadi titik awal perang dingin baru antara blok barat dan Amerika Serikat dengan Rusia.

"Dan Indonesia cukup tidak punya kepentingan, kita bukan negara dengan nuclear capability, sehingga seharusnya bisa memegang peran lebih dalam," jelas Riza.

Baca juga: G20 dan Isu-isu Pinggiran yang Diperjuangkan...

Di sisi lain, ia pun memaklumi pernyataan Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter resminya yang hanya mengutarakan untuk menghentikan perang, tanpa memberi konteks peran yang dimaksud.

Pasalnya, Indonesia memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Rusia dan Ukraina.

"Saya bisa memahami kesulitan karena dua negara ini negara sahabat kita, apalagi dalam konteks Rusia, kita memiliki hubungan yang cukup unik," jelas Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com