JAKARTA, KOMPAS.com - Penularan virus corona varian Omicron di Indonesia terus meningkat.
Per 15 Januari 2022, total ada 748 kasus varian Omicron. Sebelumnya, mengacu data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per 12 Januari 2022 terdapat 572 kasus Omicron di Tanah Air.
Angka ini masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang baru tiba di Indonesia.
Dari 748 kasus, 569 di antaranya merupakan PPLN. Sementara, 155 sisanya adalah transmisi lokal.
Diprediksi, angka ini masih akan terus merangkak naik hingga mencapai puncak pada Februari-Maret mendatang.
Baca juga: Epidemiolog Prediksi Puncak Kasus Omicron di Jakarta Terjadi Februari 2022
DKI Jakarta pun disebut-sebut akan menjadi medan perang pertama dalam menghadapi varian asal Afrika itu.
"Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).
"Kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus kita pastikan kita menang," lanjutnya.
Eskalasi situasi pandemi di Tanah Air sejalan dengan meningkatnya angka penularan virus corona di berbagai negara.
Namun, di tengah ancaman gelombang Omicron yang begitu besar, pemerintah justru melakukan pelonggaran dengan mengizinkan seluruh perjalanan internasional masuk ke Indonesia.
Langkah ini seolah menjadi karpet merah bagi meluasnya penyebaran Omicron di Tanah Air.
Terhitung 12 Januari 2022, pemerintah mencabut daftar 14 negara yang warganya dilarang masuk Indonesia.
Semula, sejak 30 November 2021, ada 11 negara yang masuk dalam daftar larangan. Kesebelas negara itu mencatatkan kasus Omicron dalam jumlah besar.
Rinciannya yakni Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.
Pemerintah lantas menghapus Hongkong dari daftar tersebut dan memasukkan UK (Inggris Raya), Norwegia, Denmark, dan Perancis ke dalam daftar.