JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mendorong pemerintah untuk memperketat penerapan protokol kesehatan bila pemerintah tidak dapat menerapkan lockdown untuk menekan laju penularan Covid-19 yang tengah melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
"Maka yang paling penting itu adalah memastikan bahwa kerumunan, kemudian protokol kesehatan itu betul-betul dilakukan secara maksimal dan dengan pendekatan yang tegas, nah ini kan belum dilakukan ya," kata Alissa dalam konferensi pers, Rabu (30/6/2021).
Alissa mengaku masih sering menemui tempat-tempat berkumpul yang masih beroperasi tetapi tetap dibiarkan. Begitu pula dengan sejumlah kementerian dan lembaga yang masih mengadakan acara kumpul-kumpul.
Menurut Alissa, belum ada aturan yang memaksa masyarakat untuk mengikuti aturan protokol kesehatan dan membatasi mobilitas sehingga masyarakat pun masih dapat melakukan perjalanan.
"Artinya menahan masyarakat untuk tinggal di rumah itu tidak dilakukan, memaksa tempat-tempat umum untuk taat pada protokol kesehatan itu juga tidak dilakukan, jadi sifatnya imbauan semua," ujar Alissa.
Baca juga: UPDATE: Tambah 21.807 Orang, Kasus Covid-19 Indonesia Capai 2.178.272
Alissa pun berpendapat, dampak ekonomi yang muncul akibat lockdown selama beberapa hari tidak seburuk dampak ekonomi akibat pandemi yang tidak berkesudahan saat ini.
Di sisi lain, ia juga dapat memahami bahwa pemerintah bak tengah dihadapkan pada buah simalakama dalam memutuskan kebijakan yang diambil terkait penanganan pandemi.
Namun, Alissa menegaskan, kondisi Covid-19 yang memburuk dalam beberapa waktu terakhir seharusnya membuat pemerintah menarik rem darurat.
"Sudah tidak bisa, ini sekarang kita perlu rem darurat, apapun pilihan yang Bapak Ibu ambil, ambil lah tapi dengan tegas," ujar Alissa.
Oleh karena itu, ia menegaskan, apabila pemerintah tidak mampu mengambil kebijakan lockdown, maka pemerintah harus memperketat protokol kesehatan dan mobilitas masyarakat.
"Artinya daerah-daerah yang (zona) merah misalnya betul-betul diminta untuk memperketat semuanya sehingga rantainya itu putus, sehingga kita punya ruang untuk memperbaiki layanan kesehatan sehiingga tidak kolaps," kata Alissa.
Diketahui, catatan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah signifikan tiap harinya. Pada Selasa (29/6/2021) kemarin, ada 20.467 kasus Covid-19 dalam sehari.
Baca juga: Satu RT di Blitar Lockdown Setelah 26 Warga Positif Covid-19, Diduga Klaster Pengajian
Dengan demikian, total jumlah kasus Covid-19 yang tercatat pemerintah yaitu 2.156.465 dengan 1.869.606 sembuh dan 58.024 meninggal dunia.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini tengah terjadi gelombang kedua kasus Covid-19 Indonesia.
Menurut Wiku, kasus mingguan di Indonesia telah mencapai puncak. Bahkan, kenaikannya lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021.
"Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia," ujar Wiku dalam keterangan persnya, Selasa (29/6/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.