Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Penurunan Stunting, Wapres Minta BKKBN Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga

Kompas.com - 29/06/2021, 12:51 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia.

Sebab, kata Ma'ruf, untuk mencapai target stunting yang diharapkan, yaitu 14 persen pada 2024 perlu ada sinergi antar lembaga.

"Saya meminta agar BKKBN berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait karena percepatan penurunan stunting tidak mungkin dilakukan satu lembaga saja. Bahkan lembaga non pemerintah, seperti dunia usaha, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat," kata Ma'ruf di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-28 secara daring, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Menteri PPPA Sebut Posyandu Tonggak Pencegahan Stunting

Menurut dia, koordinasi antar kementerian/lembaga menjadi penting karena penanganan stunting memerlukan kerja sama berbagai pihak.

Terutama kementerian/lembaga yang memiliki program yang menjadi bagian dari tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).

Misalnya, kata dia, penyediaan air bersih dan sanitasi yang merupakan tupoksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Tersedianya air bersih dan sanitasi yang baik di suatu wilayah akan sangat membantu penurunan prevalensi stunting," ujar Ma'ruf.

Adapun kepada pemerintah daerah, Ma'ruf meminta agar koordinasi antar sektor diperkuat dan berbagai sumber anggaran yang ada dioptimalkan.

Terutama agar mereka dapat memastikan layanan yang diperlukan tersedia dan diterima keluarga.

Sementara kepada para penyedia layanan di lapangan, Ma'ruf meminta agar mereka dapat memastikan layanan yang disediakan diterima kelompok sasaran dengan kualitas yang baik.

"Jangan sampai intervensi yang dilakukan menjadi salah sasaran, karena jika itu terjadi, berapapun alokasi anggaran yang diberikan, target yang telah ditetapkan tidak akan tercapai," ujar Ma'ruf.

Adapun dalam peringatan Hari Keluarga Nasional 2021 yang mengangkat tema “Keluarga Keren Cegah Stunting” dinilainya sangat tepat.

Pasalnya saat ini, 1 dari 4 anak balita di Indonesia mengalami stunting akibat kurang gizi yang cukup lama dan infeksi berulang.

Data hasil Survei Status Gizi Indonesia yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2019, prevalensi stunting pada balita tercatat 27,76 persen.

Baca juga: Dana Alokasi Khusus 2020 Belum Dimanfaatkan Daerah untuk Penanganan Stunting

Oleh karena itu, sejak 2018, pemerintah telah melakukan berbagai upaya menurunkan prevalensi stunting ini.

Salah satunya menajamkan berbagai intervensi gizi pada sektor kesehatan untuk menyasar pada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan.

"Semua intervensi tersebut tidak akan efektif jika keluarga tidak mengambil peran aktif memperhatikan kualitas hidupnya. Keluarga memiliki peran signifikan dalam pencegahan maupun penanggulangan stunting karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com