Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Materi Dinilai Sensitif, Jokowi Diminta Batalkan Pemberlakuan TWK

Kompas.com - 31/05/2021, 13:22 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Al Muzzammil Yusuf meminta Presiden Joko Widodo untuk membatalkan tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dilakukan terhadap para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Muzzammil beralasan, soal-soal dan materi yang terkandung dalam TWK sangat sensitif karena menyangkut keyakinan beragama seseorang.

"Presiden Jokowi harus menggunakan kewenangannya untuk membatalkan pemberlakuan TWK BKN terhadap calon ASN KPK maupun kepada seluruh ASN dari berbagai instansi," kata Muzzammil dalam rapat paripurna DPR, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Pegawai KPK: Materi TWK Tak Berkorelasi dengan Antikorupsi, Cenderung Melecehkan

Beberapa pertanyaan dalam TWK yang dipersoalkan Muzzammil antara lain terkait kesediaan untuk melepas kerudung atau jilbab, serta harus memilih antara Pancasila dan Al Quran.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu pun mempertanyakan alasan BKN mengajukan pertanyaan itu muncul dengan dalih untuk memberantas paham radikalisme agama di kalangan ASN.

"Dengan alasan tersebut, BKN tentu merasa telah menyelamatkan negara, pemerintah dari bahaya besar. Padahal yang sesungguhnya terjadi, BKN telah menciptakan bahaya yang lebih besar," ujar Muzzammil.

Ia berpendapat, BKN justru telah mengabaikan sikap para bapak bangsa yang dapat menyandingkan sila pertama Pancasila dan sila ketiga Pancasila.

Baca juga: Soal Polemik TWK, PGI Minta Jokowi Turun Tangan Selamatkan KPK

Selain itu, ia juga menilai perbuatan BKN itu tidak sesuai dengan Pasal 29 UUD 1945 yang menjamin kebebasan bagi setiap untuk memeluk agama dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya.

"Niat BKN untuk memerangi radikalisme agama berubah menjadi kebijakan terorisme terhadap keyakinan umat beragama, khususnya umat Islam yang telah dikonfrontasi untuk memilih Pancasila atau agama, Pancasila atau Al Quran," kata dia.

"Seakan-akan yang memilih Al Quran, dia tidak Pancasilais," kata Muzzammil.

Baca juga: Saat Pegawai KPK yang Lolos TWK Minta Pelantikan ASN Ditunda...

Oleh karena itu, ia juga meminta Jokowi membentuk tim dari tokoh lintas agama, akademisi, dan pakar untuk menyusun tes wawasan kebangsaan yang sesuai dengan Pancasila dan konstitusi.

Ia juga menilai DPR harus memanggil BKN untuk memberi penjelasan terkait polemik TWK dalam proses alih status pegawai KPK menjadi ASN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com