Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sekjen Saat PAN Ingin Gabung Koalisi Jokowi-Ma'ruf tetapi Terganjal Amien Rais

Kompas.com - 28/05/2021, 19:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa partainya sempat akan bergabung ke koalisi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Eddy mengatakan, kejadian itu tepat beberapa hari sebelum akhirnya PAN memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Kejadiannya itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Pak Prabowo-Sandi (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno). Jadi itu sebelum Pilpres," kata Eddy dalam diskusi virtual Para Syndicate bertajuk "Membaca Dinamika Partai & Soliditas Koalisi Menuju 2024", Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Sekjen PAN: Kita Jangan Lagi Terjebak Politik Identitas, Itu Memecah Belah

Adapun diskusi virtual ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang sama-sama sebagai narasumber.

Melanjutkan cerita, Eddy mengatakan saat itu dirinya berbicara dengan Hasto Kristiyanto terkait rencana masuknya PAN dalam koalisi Jokowi.

Kendati demikian, rencana bergabung koalisi tersebut pada akhirnya hanya sekadar rencana. Sebab, PAN memutuskan bergabung dengan koalisi Prabowo-Sandiaga.

"Saya ingat, pada waktu itu saya bicara dengan Mas Hasto, ini saya buka sedikit rahasianya. Saya bicara dengan Mas Hasto. Mas, kita Insya Allah akan bergabung dengan koalisi Mas Hasto," ujarnya.

"Tetapi karena waktu itu kita diveto, akhirnya kita kemudian bergabung dengan Pak Prabowo-Sandi," tambah dia.

Eddy menceritakan, kala itu PAN masih terdapat tokoh sentral yaitu Amien Rais. Posisi Amien saat itu sebagai Ketua Dewan Kehormatan.

Menurutnya, Amien memiliki pendapat yang berbeda dengan sejumlah tokoh lainnya yang menginginkan PAN bergabung koalisi Jokowi, termasuk pandangan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

"Kita waktu itu, meskipun Ketua Umumnya Pak Zulkifli Hasan, tetapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada waktu itu, apa pandangan beliau. Memang pandangannya berbeda dengan pandangan dari sejumlah pengurus yang lain," jelasnya.

Baca juga: Bicara Pilpres 2024, PAN Bangga Jika Bisa Usung Calon dari Kader Sendiri

Padahal, Eddy mengaku telah menyampaikan bahwa PAN tidak memiliki DNA untuk menjadi opisisi.

Hal itu disampaikan saat pertemuan dengan pengurus yang pada akhirnya, Amien Rais menggunakan hak vetonya.

Akan tetapi, pandangan Eddy itu justru dihujat oleh sejumlah orang di internal partai. Bahkan, sejumlah orang itu menilai Eddy terlalu berani mengatakan bahwa PAN tak memiliki DNA oposisi.

"Saya sampaikan dalam pertemuan itu bahwa PAN itu tidak memiliki DNA oposisi. Dan saya terus terang dihujat banyak kalangan di internal kita. Ada yang mengatakan, kok Sekjen bisa berani mengatakan bahwa PAN tidak memiliki DNA oposisi, memang demikian arahnya menurut saya," ucap Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com