Kepercayaan kepada DPR dan Parpol Rendah, Anggota F-Gerindra: PR yang Harus Diselesaikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono mengatakan, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap DPR dan partai politik merupakan pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.

Hal tersebut disampaikan Sugiono menyusul hasil survei Puspoll Indonesia yang menunjukkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga DPR dan partai politik.

"Dikatakan (survei) masyarakat tak percaya partai politik dan DPR dengan tingkat kepercayaan terendah, jelas ini PR untuk kita," kata Sugiono yang hadir dalam konferensi pers hasil survei, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: Pelat Nomor Mobil Khusus DPR Dinilai sebagai Bentuk Kesombongan Sosial

Sugiono menilai, hal tersebut dapat terjadi karena selama ini masyarakat belum menerima hasil kinerja yang dilakukan DPR dan partai politik.

Oleh karena itu, ia berharap program kerja DPR dan partai politik dapat lebih ditonjolkan.

"Menurut saya masyarakat belum menerima hasil dari kerja keras yang dilakukan parpol, karena itu agenda ke depan programlah yang harus kita kedepankan," ucap dia.

Berdasarkan survei Puspoll Indonesia, tingkat kepercayaan publik terhadap DPR dan partai politik merupakan yang terendah.

Sebanyak 6,4 persen yang menyatakan sangat percaya kepada DPR, 56,9 cukup percaya, 27,4 persen kurang percaya, 4,1 persen tidak percaya sama sekali, dan 5,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Kemudian ada 5,1 persen yang menyatakan sangat percaya pada partai politik, 50,1 cukup percaya, 31,9 kurang percaya, 6,9 tidak percaya sama sekali, dan 6,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca juga: Survei: Tingkat Kepercayaan ke TNI 90 Persen, Terendah ke DPR dan Parpol

"Ini tentunya banyak faktor kenapa lembaga ini cukup rendah tingkat kepercayaannya, yang paling banyak disorot memang lembaga ini," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja.

Adapun pengumpulan data survei Puspoll Indonesia dilakukan sejak 20-29 April 2019 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur di 34 provinsi.

Sampel survei dipilih secara acak dengan meyode penarikan sampel acak bertingkat dengan jumlah sampel sebanyak 1.600 responden dan margin of error 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.