Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Wacana Peleburan Kemendikbud-Kemenristek dan Nasib Sejarah Perjuangan Bangsa...

Kompas.com - 19/04/2021, 16:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

BELAKANGAN ini muncul isu hangat tentang rencana dirombaknya beberapa kementerian, yang juga terkait dengan dibubarkannya Kementerian Riset dan Teknologi.

Konon kabarnya, akan dibentuk kementerian baru bernama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang merupakan hasil peleburan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.

Tentu saja banyak bermunculan respon yang sangat menyayangkan "lenyapnya" Kemenristek, seiring dengan sudah lama diketahui secara luas tentang betapa kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan pada strata nasional di negeri ini.

Baca juga: Satgas: Pengembangan Vaksin Merah Putih Tetap Berjalan meski Kemenristek Dilebur

Indonesia sudah lama dikenal sebagai sebuah negara besar dengan anggaran research and development yang sangat kecil, bahkan jika dibandingkan dengan negara kecil di kawasan Asia Tenggara.

Apa pun yang menjadi pertimbangan, tentunya pemerintah sudah memiliki kalkulasi tersendiri dalam mengambil keputusan penting tersebut. Mudah-mudahan.

Bergabungnya dua kementerian menjadi satu, tentu saja akan menyebabkan banyak dilakukan penyesuaian. Antara lain, berhubungan dengan ketersediaan anggaran.

Sekitar era 1980-an kita mengenal kementerian yang kala itu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ini terdapat salah satu direktoratnya yang bernama Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.

Apakah sekarang masih ada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional? Wallahu'alam.

Baca juga: Peleburan Kemenristek Dinilai Bertentangan dengan UU, Riset Juga Akan Mundur

Yang cukup menarik adalah pada 1985 Departemen Pendidikan dan kebudayaan mengelola berbagai proyek yang salah satunya adalah Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (Proyek IDSN).

Tugas proyek ini di antaranya adalah mengerjakan penulisan biografi tokoh tokoh yang telah berjasa dalam masyarakat.

Pengertian tokoh dalam proyek tersebut dikatakan sebagai seseorang yang telah berjasa atau berprestasi di dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan, pengabdian, ilmu pengetahuan, keolahragaan dan seni budaya nasional di Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan ketika itu dijabat oleh Prof Dr Haryati Soebadio, menjelaskan bahwa Proyek IDSN yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku biografi dan kesejarahan.

Baca juga: Pro-Kontra Peleburan Kemenristek ke Kemendikbud: Kepentingan Investasi hingga Peningkatan Peran Dikti

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com