JAKARTA, KOMPAS.com - Koodinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Seluruh Indonesia (BEM SI) Nofrian Fadli Akbar meminta aparat Kepolisian mengusut tuntas masalah terorisme.
Hal ini ia katakan terkait aksi teror yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri beberapa waktu lalu.
"Mendesak agar pihak Kepolisian mengusut tuntas hingga ke akar-akarnya terkait permasalahan ini," kata Nofrian melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Sabtu (3/10/2021).
Baca juga: Kementerian PPPA: Perempuan Rentan Terlibat dalam Terorisme
Menurut Nofrian, dampak dari aksi terorisme sangat besar dan banyaknya korban akibat aksi teror membuat terorisme bukan lagi kejahatan pidana biasa.
Ia menilai, terorisme merupakan ancaman yang berbahaya dan tergolong sebagai kejahatan kemanusiaan serta perlu penanganan serius dari pemerintah.
"Sebuah negara bahkan pemerintahan dunia untuk bekerja sama memutus mata tindak terorisme. Proses penanganan dan pemberantasan terorisme tentunya harus melibatkan semua pihak," ujar dia.
Adapun kerja sama yang dimaksud yakni dengan seluruh aparatur negara, baik TNI, Polri, serta masyarakat untuk memberikan pencegahan dan perncerdasan akan bahayanya aksi terorisme.
Baca juga: Menilik Keterlibatan Perempuan dalam Pusaran Terorisme
Selain itu, menegaskan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama tertentu karena tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menyakiti dan apalagi menumpahkan darah orang lain.
"Mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya aksi terorisme," ucap dia.
Selain itu, BEM SI meminta aparat Kepolisian selalu menjaga keamanan dan menciptakan rasa aman untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.