Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Antisipasi Propaganda Radikalisme di Kalangan Generasi Muda

Kompas.com - 30/03/2021, 14:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) meminta pemerintah mengantisipasi segala bentuk propaganda radikalisme pada kalangan anak muda.

Dorongan itu menyusul terungkapnya identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021), berinisial L (26) dan YSF. Keduanya merupakan pasangan suami istri.

"Usia pelaku masih 26 tahun, kelahiran tahun 90an, termasuk segmen milenial. Saya rasa ini menjadi peringatan bagi kita bahwa doktrin dan propaganda radikalisme terorisme itu menyasar generasi muda yang tidak memiliki pondasi ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang kuat," ujar Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat dalam keterangan tertulis, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Wapres Minta MUI Bantu Pemerintah Cegah Berkembangnya Paham Radikalisme

Sahat mengatakan, antisipasi bisa dilakukan dengan memberikan perhatian besar pada sektor pendidikan.

Mengingat, pelaku bom bunuh di Makassar masih tergolong muda.

Di samping itu, Sahat menilai, bahwa terorisme berawal dari benih intoleransi dan eksklusivisme.

Kemudian tumbuh menjadi pemikiran radikalisme selanjutnya ekstremisme yang dapat berujung pada aksi terorisme.

"Sangat penting sekali melakukan pencegahan pemikiran intoleransi dan eksklusivisme sejak dini melalui pendidikan kepada generasi muda. Generasi muda Indonesia harus diajar dan dilatih bahwa kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk. Keberagaman adalah kekayaan yang harus kita jaga dan rawat bersama," kata Sahat.

Baca juga: AHY Ajak Masyarakat Bersatu Lawan Terorisme dan Radikalisme

Sahat juga mengingatkan pentingnya mengawasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui media sosial.

Menurutnya, pengawasan penyebaran radikalisme melalui jagat media maya tidak melulu dilakukan pemerintah, melainkan juga bisa dilakukan semua elemen masyarakat

"Jadi tidak hanya pemerintah, masyarakat juga harus proaktif mengawasi media sosial, dan melaporkan ke pihak berwajib jika ditemukan adanya konten-konten di media sosial yang diduga bermuatan doktrin radikalisme, terorisme, bahkan yang terkait dengan tata cara pembuatan bahan peledak ataupun aksi-aksi terorisme lainnya," tegas Sahat.

Sebelumnya, Polri telah merilis identitas pelaku bom bunuh di Makassar sebagai pasangan suami istri. Keduanya baru membina rumah tangga kurang lebih sekitr enam bulan.

Keduanya merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com