Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Minta Ada Satgas Khusus Bantu Cegah Perkawinan Anak

Kompas.com - 15/02/2021, 14:04 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta adanya satuan tugas (Satgas) khusus yang untuk membantu upaya pencegahan kasus perkawinan anak.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati dalam diskusi virtual Pencegahan Perkawinan Anak, Senin (15/2/2021).

Rita menyebutkan, satgas dibutuhkan untuk melakukan tindakan preventif dengan cara melakukan pendampingan dan pemberian edukasi pada anak dan keluarga.

"Upaya pencegahan perkawinan anak harus maksimal di tahap sosialisasi, tindakan preventif jauh lebih penting," kata Rita.

Baca juga: Kementerian PPPA: Perkawinan Anak Timbulkan Persoalan Kompleks

Rita mengatakan, pembentukan satgas bisa dilakukan di berbagai instansi pemerintah yang memiliki keterkaitan pada isu perlindungan anak.

Satgas tersebut harus ada di lembaga Kementrian Agama (Kemenag), Kementrian Kesehatan (Kemenkes), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementrian Sosial (Kemensos), Kementrian Pedesaan (Kemendes), Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).

Satgas tersebut, lanjut Rita juga harus melakukan pekerjaannya di instansi pemerintah sampai ke level paling bawah.

"Lurah dan Kepala Desa juga harus (mengedukasi) bahwa (perkawinan anak) itu tidak diperkenankan. Disitulah gugus tugas bekerja sampai level paling bawah," sebut Rita.

Baca juga: Kementerian PPPA: Angka Perkawinan Anak Indonesia Jadi Sorotan Dunia

Rita menjelaakan jika upaya tersebut tidak berhasil, dan tetap ada masyarakat yang mengajukan permohonan ke pengadilan untuk melangsungkan perkawinan anak, setidaknya proses pencegahan sudah dilakukan dengan optimal.

"Tapi sudah ada pencegahan optimal, dan edukasi, diberi tahu dampak (pernikahan anak) akan seperti apa untuk anak dan orang tuanya," pungkasnya.

Adapun dalam kesempatan yang sama Deputi Tumbuh Kembang Anak (PPPA) Lenny N Rosalin menyebut pemerintah akan menargetkan angka perkawinan anak turun menjadi 8,74 persen di tahun 2024.

Baca juga: Kementerian PPPA: Indonesia Targetkan Perkawinan Anak Turun 8,74 Persen pada 2024

Menurut Lenny target tersebut dapat diraih dengan melihat tren penurunan kasus perkawinan anak tiga tahun terakhir.

Selain itu ia juga menyebutkan bahwa kondisi perkawinan anak pada tahun 2017 yang paling mengkhawatirkan terdapat di 22 provinsi.

Kalimantan Selatan menjadi provinsi paling tinggi dengan presentase perkawinan anak mencapai 4,62 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com