Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatam: Ada 104 Konsesi Pertambangan di Lokasi Rawan Gempa, Luasnya Setengah Belgia

Kompas.com - 29/01/2021, 13:33 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyampaikan, ada 104 konsensi pertambangan yang belokasi di kawasan rawan gempa.

Sebanyak 104 konsesi itu, kata dia, luasnya mencapai 1,6 juta hektar atau setara dengan setengah luas Belgia.

Menurut Koordinator Jatam Merah Johansyah, konsesi perusahaan tambang ini tak sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang tidak mengizinkan pembangunan apa pun di kawasan rawan bencana.

"Presiden Jokowi setahun yang lalu pernah mengatakan jangan kasih izin termasuk izin pembangunan apapun di kawasan-kawasan rentan bencana," ujar dia dalam diskusi publik bertajuk "Dosa Oligarki Derita Rakyat", Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Menteri PPPA: Kesehatan dan Psikososial Perempuan-Anak Korban Bencana Harus Diperhatika

Padahal, konsesi tersebut ditolak masyarakat setempat. 

Jatam mencatat, ada 10 perusahaan tambang yang mendapatkan penolakan masyarakat, di antaranya Agincourt Resources, Sinar Indah Persada, Citra Palu Mineral, J Resources Bolaang Mongondow, Gorontalo Minerals.

Kemudian, Indotan Sumbawa Barat, PT Trio Kencana, PT Dairi Prima Mnineral, Meridien Inti Energy, dan Vale Indonesia Tbk.

"Termasuk 10 PLTU batu bara yang terus dipaksakan berada di kawasan risiko gempa dan rawan tsunami," kata dia.

Baca juga: 6 Lagi Pekerja Terjebak di Lubang Galian Tambang Ditemukan Meninggal,Tubuhnya Bengkak

Adapun 10 PLTU tersebut di antaranya PLTU Suralaya, PLTU Kendari 3, PLTU Labuhan Angin, PLTU Lontar, PLTU Nii Tanasa, PLTU Nagan Raya, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Panau.

Kemudian, PLTU Sebalang, PLTU Teluk Sepang, dan PLTU Teluk Sirih.

Tak hanya itu, Merah menyebut, masih lubang tambang yang jumlahnya mencapai 3.092 hingga 2020.

Baca juga: Satu Lagi Pekerja yang Terjebak di Lubang Galian Tambang di Kalsel Ditemukan Meninggal

Lubang tambang itu, kata dia, juga memakan korban sepanjang 2014 hingga 2019 sebanyak 144 jiwa.

"Sepanjang tahun 2020 saja terdapat 24 korban. Jadi jumlah seluruh total korban lubang tambang sejak 2014 ada 168 korban," ujar dia. 

Melihat hal ini, Jatam menilai pemerintah perlu bertanggung jawab karena pembangunan perusahaan tambang tersebut merusak lingkungan dan berisiko terhadap masyarakat setempat.

"Kami melihat bahwa selama ini lingkungan justru rusak ketika diurus oleh negara. Semua rezim, saya kira harus bertanggung jawab," kata Merah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com