Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jokowi, Anies, dan Ridwan Kamil Duduk Bersama Mencari “Obat” Banjir Jakarta

Kompas.com - 09/01/2020, 17:04 WIB
Dani Prabowo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tingginya curah hujan disinyalir menjadi penyebab banjir di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat pada 1 Januari 2020.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun 2020 merupakan yang paling ekstrem sepanjang sejarah.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyatakan, curah hujan pada awal 2020 ini merupakan yang tertinggi selama ada pencatatan curah hujan sejak 1866.

"Curah hujan ekstrem awal tahun 2020 ini merupakan salah satu kejadian hujan paling ekstrem selama ada pengukuran dan pencatatan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya," kata Herizal dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2020).

Baca juga: Angin Monsun Asia Picu Hujan Lebat di Sulawesi Selatan, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini masih mungkin terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Jabodetabek. 

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi turun di wilayah Jabodetabek pada periode 8-12 Januari 2020.

Sejurus dengan itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk mewaspadai curah hujan yang sangat tinggi yang akan terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya hingga 12 Januari 2020.

Ancaman banjir di tengah cuaca ekstrem ini pun membuat Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas yang diikuti tiga kepala daerah, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Rapat juga diikuti oleh sejumlah menteri dan pimpinan lembaga, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo.

Mencari "obat" banjir 

Presiden pun meminta semua pihak untuk mencari "obat" agar persoalan serupa tak berulang. 

“Saya mengajak kita semua untuk mengevaluasi total sistem pengendalian banjir dan bencana alam dari hulu sampai hilir, sehingga kita memiliki strategi besar jangka pendek, menengah, dan panjang,” kata Presiden saat membuka ratas, seperti dilansir dari laman BNPB.

Kepala Negara menyatakan, pemerintah sebenarnya telah memiliki strategi besar dalam upaya penanganan banjir di wilayah dari hulu ke hilir yang telah dibuat sejak lama.

Namun, persoalannya, strategi besar itu urung direalisasikan lantaran kurangnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam eksekusinya.

Di kawasan hulu, misalnya, saat ini tengah dibangun dua bendungan yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukabumi di Kabupaten Bogor.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com