Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidarto Danusubroto, Mantan Ajudan Soekarno yang Kembali Jadi Wantimpres

Kompas.com - 13/12/2019, 15:06 WIB
Dani Prabowo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sidarto Danusubroto kembali ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Purnawirawan jenderal polisi itu terjun di dunia politik setelah tak lagi aktif di Korps Bhayangkara tahun 1991.

Tahun 1999, politikus PDI Perjuangan itu mulai duduk di kursi parlemen selama kurang lebih 15 tahun.

Pada 2013, setelah Taufiq Kiemas meninggal dunia, ia ditunjuk untuk menjabat sebagai Ketua MPR.

Baca juga: Sidarto Danusubroto: Jokowi Tak Pernah Punya Cita-cita Jadikan Anaknya Wali Kota Solo

Melansir Surya dari buku “80 Tahun Sidarto Danusubroto, Jalan Terjal Perubahan, dari Ajudan Soekarno sampai Wantimpres Joko Widodo” terbitan Kompas tahun 2016, Sidarto dikenal memiliki kisah yang cukup fenomenal ketika ia membantu Soekarno kabur saat Soeharto berkuasa.

Hal itu bermula setelah Soekarno tak lagi berkuasa. Seluruh gerak-geriknya diawasi. Bahkan, para pengawalnya pun diganti.

Pada 16 Agustus 1967, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang sebelumnya mengawal Soekarno digantikan tugasnya oleh Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan Darat (Satgas Pomad).

Pergantian itu bahkan sempat membuat Soekarno down.

"Karena Komandan DKP Ajun Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo sudah ditahan. Sudiyo dan beberapa perwira DKP bersama beberapa perwira Korps Komando Angkatan Laut/ sekarangn Marinir (KKO), sekitar 15 orang mengadakan rapat-rapat untuk merancang rencana melarikan Bung Karno dari tahanan," tulis Sidarto.

Rapat itu mereka adakan di rumah seorang loyalis Soekarno, AKBP Oetoro, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Mereka meminta saya hadir dalam pertemuan tersebut," ujar Sidarto.

Menurut Sidarto, mereka mengundang dirinya karena menganggap dia adalah ajudan yang dekat dengan Soekarno. Mereka pun menyampaikan pesan untuk Soekarno.

"Bilang pada Bapak, dari pada Bapak meninggal dalam keadaan tersiksa seperti ini, lebih baik sama-sama kita," lanjut Sidarto.

Sidarto pun merasa terkejut. Sebab, dia sama sekali tidak menyangka Soekarno bersedia dilarikan diri dari tahanan.

Bahkan, Soekarno juga menyampaikan sebuah pesan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com