JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, tidak elok jika partai politik mengambil kader partai lain untuk dicalonkan sebagai kepala daerah.
"Bagi kami (PDI-P) mendorong agar kepala daerah diprioritaskan dari dalam kader partai sendiri dan bukan dengan cara mengambil dari kader lain," ujar Hasto saat ditemui dalam konferensi pers kongres kelima PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Ia menanggapi wacana Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus yang tertarik untuk memboyong Risma ke Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang.
Baca juga: Cerita Risma, Tiap Hari Pemkot Surabaya Beri Makan Gratis 35.000 Orang
Bestari mengungkapkan hal tersebut saat studi banding DPRD Provinsi DKI untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dengan konsep ITF (intermediate treatment facility) di Balai Ruang Sidang Wali Kota, Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).
Menurut Hasto, pihaknya memiliki sistem yang jelas dalam mendidik kadernya untuk menjadi seorang kepala daerah.
PDI-P, kata dia, juga punya penilaian sendiri terkait kepala daerah seperti apa yang dibutuhkan masyarakat.
Baca juga: Yang Anies dan Siapa Saja Bisa Belajar dari Risma...
"Kami (PDI-P) juga punya instrumen untuk melihat respons dari masyarakat. Kami juga menempatkan calon-calon kepala daerah sebagai proses sistemik melalui sekolah-sekolah parpol," ujar dia.
Di sisi lain, menurut Hasto, PDI-P dan Nasdem terus berkomunikasi dan tidak ada pembahasan terkait kepala daerah maupun menteri periode kedua Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, Bestari tertarik memboyong Risma ke Jakarta pada Pilkada 2022 karena dinilai sangat baik mengelola Surabaya.
"Apakah ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari.
Baca juga: Begini Strategi Risma untuk Memangkas Biaya Pengelolaan Sampah di Surabaya
Wakil Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta ini menilai, Risma sosok yang dengan masyarakat.
Baginya, pemimpin yang dekat dengan rakyat, seperti Risma, mudah mengkomunikasikan program dan kebijakan.
"Mudah-mudahan bisa saya sebutkan ke beliau itu, selamat datang di Jakarta, kita menunggu Bu Risma di Jakarta," ucap Bestari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.