Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW soal Data Caleg Eks Koruptor: Jokowi Tak Tepat, Prabowo Tidak Siap

Kompas.com - 23/01/2019, 10:12 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menanggapi penggunaan data yang lembaganya terkait calon anggota legislatif mantan napi korupsi digunakan saat debat pertama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat debat pada 17 Januari 2019 lalu, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo bertanya kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengenai langkah Gerindra yang mengusung sejumlah caleg eks napi kasus korupsi. Jokowi mengutip data ICW soal jumlah caleg tersebut.

Adnan mengatakan, beberapa waktu lalu ICW memang memublikasikan data terkait caleg DPRD yang berstatus eks napi korupsi melalui akun Instagram mereka, @sahabaticw.

Tujuannya, terang Adnan, agar publik mengetahui rendahnya komitmen partai politik dalam hal pemberantasan korupsi, yang terlihat dari sejumlah caleg mantan koruptor yang masih dicalonkan.

"Kami memang baru luncurkan list caleg yang background-nya mantan napi korupsi dari 40, jumlahnya naik kemarin jadi 46 dan itu kami publikasikan di sosmed," ujar Adnan saat ditemui di Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Baca juga: Politisi Gerindra Kritik Pertanyaan Jokowi Saat Debat soal Caleg Eks Napi Koruptor

"Publik biar tahu bahwa partai itu enggak segitunya kok komitmennya karena mantan napi pun tetap dicalonkan," sambung dia.

Dalam data itu, ICW mencatat terdapat enam caleg DPRD yang berstatus mantan koruptor pada Pemilu 2019. Adnan mengatakan, data itu bersifat publik karena sudah dipublikasikan di media sosial.

Namun, dirinya tidak mengetahui data tersebut akan digunakan sebagai sebuah pertanyaan dalam debat. Lalu, ia juga menegaskan bahwa data itu tidak diberikan ICW kepada Jokowi.

"Itu ada di situ (media sosial) sehingga prinsipnya sih begitu data ICW di-publish, itu milik siapa pun. Tetapi, kami pastikan kami tidak berikan itu ke mereka," jelasnya.

Tak hanya menanyakan perihal jumlah caleg eks koruptor dari Gerindra, Jokowi juga menyebut Prabowo menandatangani berkas pencalonan itu.

Namun, pernyataan Jokowi itu menuai kritik dari Partai Gerindra. Gerindra menyebut ada yang salah dari pernyataan tersebut, karena sebagai ketua umum, Prabowo tidak menandatangani berkas pencalonan caleg DPRD.

Baca juga: Kata TGB, Jokowi Tak Menyerang Pribadi Prabowo soal Caleg Eks Koruptor

Terkait kritik yang disampaikan Partai Gerindra tersebut, Adnan mengatakan pernyataan Jokowi memang kurang tepat. Namun, di sisi lain, ia juga menilai Prabowo kurang siap karena seharusnya dapat menjawab bahwa caleg DPRD bukan wewenangnya.

"Salahnya Jokowi, nah itu Prabowo harusnya bisa jawab dong kalau dikritik begitu, 'Wewenang saya di DPR RI bukan DPRD'. Data dipublikasikan itu DPRD memang. Itu karena (Prabowo) énggak siap saja," tutur Adnan.

Jika ditelusuri lebih lanjut, pemberitaan media massa soal enam caleg Gerindra yang berstatus mantan narapidana korupsi ini sempat ramai dibahas pada September 2019.

Keenam caleg tersebut adalah:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com