Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Polisi Jebak Pengendara dengan Narkoba Saat Razia SIM dan STNK

Kompas.com - 19/12/2018, 12:09 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com — Berita hoaks atau kabar bohong masih saja tersebar di masyarakat. Kali ini, hoaks tersebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp.

Hoaks tersebut berisi mengenai "operasi terselubung" oknum kepolisian dengan menjebak pengendara sehingga terjerat kasus narkoba, saat polisi melakukan razia surat izin mengemudi dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Kepolisian RI pun memberikan penjelasan mengenai informasi yang disebut sebagai kabar bohong itu.

Narasi yang beredar:

Salah seorang warganet di media sosial Twitter menanyakan kebenaran informasi yang diterimanya kepada akun resmi Twitter TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro.

Informasi ini berisi tentang "operasi tersebulung" polisi yang menjebak pengendara sehingga terjerat kasus narkoba.

Pengendara akan diminta untuk berhenti di suatu titik saat ada ada razia SIM dan STNK. Nah, tempat yang ditunjuk itu, menurut pesan yang beredar, merupakan lokasi jebakan untuk menjerat pengendara dengan kasus narkoba.

Pesan itu menyatakan bahwa ini dilakukan polisi sebagai cara agar cepat naik jabatan atau untuk mencapai target kejahatan narkotika yang belum terungkap. Karena itu, target pun disasar secara acak.

Dalam pesan tersebut, masyarakat diminta untuk berhenti sejauh 3-5 meter dari tempat yang ditunjuk polisi saat ada razia. Berikut penggalan potongan pesan palsu ini:

"Jika anda bertemu Polisi saat razia SIM STNK

INGAT BAIK-BAIK !!!

Mereka ada operasi terselubung untuk laporan naik jabatan atau target kejahatan NARKOTIKA yang belum terungkap di ungkap secara paksa dengan target secara acak.

1. Waktu di stop polisi dan DITUNJUK.... Tolong "JANGAN" berhenti ditempat yg DITUNJUK, Ada JEBAKAN di situ.

2. BERHENTILAH menjauh 3-5 meter dari tempat yg ditunjuk....

Ini foto pesannya:

Pesan hoaks yang beredar di WhatsAppWhatsApp Pesan hoaks yang beredar di WhatsApp

Penelusuran Kompas.com:

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo menegaskan bahwa polisi tidak pernah menjebak pelaku kejahatan, seperti yang disebutkan dalam pesan itu.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, lalu Dihitung Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com