Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com — Saat ini beredar informasi adanya penyerangan yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata di Nduga, Papua, dengan meledakkan bom dari atas pesawat tempur.
Namun, hal ini dibantah Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendwerawasih Kolonel Infanteri Mohammad Aidi.
Melalui media sosial, terdapat sejumlah akun yang menyebarkan informasi adanya pengeboman yang dilakukan pasukan TNI di wilayah Papua sejak 4 Desember 2018.
Bahkan, serangan ini dikabarkan menewaskan sejumlah warga sipil.
Informasi disebarkan melalui berbagai narasi berbeda, salah satunya sebagai berikut.
"Breaking News: Distrik Mbua Kabupaten Nduga siang ini terjadi penyerangan dengan bom mengunakan 5 Helikopter TNI kepada Masyarakat setempat. Jumlah korban sementara 1 Orang Papua. Mohon Advokasi," demikian kicauan di Twitter.
Berdasarkan artikel di Kompas.com sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendwerawasih Kol Inf Mohammad Aidi membantah TNI menggunakan bom saat menangani kelompok separatis di Papua.
"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom. TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri, yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," kata Aidi, Minggu (9/12/2018).
"Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helikopter angkut jenis Bell dan MI-17. Tidak ada heli serang, apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," ujarnya.
Menurut Aidi, TNI belum pernah melakukan serangan, tetapi justru menjadi pihak yang diserang hingga salah satu anggota Brimob mengalami luka tembak.
Aidi menjelaskan adanya klaim jatuhnya korban dari warga sipil merupakan propaganda kelompok separatisme semata. Hal itu karena kontak tembak dilakukan di daerah pembantaian, jadi tidak mungkin ada warga sipil di sekitar daerah itu.
"Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut, dapat dianalisis bahwa korbannya bukan warga sipil murni, tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," ucapnya.
Klaim ini disebut Aidil sebagai upaya kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) untuk menggiring opini publik sehingga kelompoknya terkesan teraniaya.
"Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina di mata Tuhan dan di mata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya. Saat TNI bertindak, mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya," tutur Aidi.
Selengkapnya baca di tautan ini: Baca juga: TNI: Tak Ada Pengeboman di Nduga, Berita Itu Bohong
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.