Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkis-menangkis Isu Antarpaslon Dinilai Sebagai Pembodohan Demokrasi

Kompas.com - 14/12/2018, 06:53 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menilai belum ada perdebatan soal masa depan Indonesia yang diperbincangkan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Menurut Abdul, isu yang muncul malah mengancam proses demokrasi di Indonesia.

"Sangat mengecewakan bagi saya secara pribadi karena tidak ada debat program, tidak ada adu argumentasi menyangkut Indonesia 5 tahun ke depan," ujar Abdul dalam acara "Diskusi Media mengenai Kerukunan Bangsa: Refleksi Akhir Tahun dan Proyeksi Awal Tahun", di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2018).

Baca juga: Heboh Pengakuan La Nyalla dan Isu PKI yang Tak Kunjung Padam

"Yang ada saling tangkis-menangkis isu, yang sesungguhnya itu sebuah proses yang saya menyebutnya sebagai pembodohan demokrasi," sambung dia.

Ia pun berharap, perdebatan yang bersifat substantif dapat muncul di bulan-bulan mendatang.

Selain itu, Abdul juga menyoroti Pemilihan Legislatif (Pileg) yang masih terabaikan. Ia mengatakan bahwa masyarakat cenderung apatis terhadap calon anggota legislatif (caleg).

Baca juga: Timses Jokowi: Pengakuan La Nyalla Buktikan Isu PKI Terus Diembuskan

Ia berpendapat, pengabaian tersebut dapat berdampak negatif, sebab seorang anggota legislatif memiliki peran besar untuk merumuskan regulasi di Indonesia.

"Kalau terlalu fokus pada presiden dan wakil presiden dan mengabaikan kualitas anggota legislatif, ini juga bisa jadi malapetaka demokrasi," kata dia.

Ia pun menilai para tokoh agama berperan besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kontes demokrasi mendatang.

Baca juga: Pantauan Satu Dunia: Di Medsos, Capres-Cawapres Irit Bicara soal Isu Korupsi, Kebanyakan Ekonomi

Tak hanya itu, Abdul juga berpendapat bahwa agama melalui tokohnya memiliki kekuatan moral tinggi untuk mencegah terjadinya korupsinya oleh para aparatur pemerintah.

"Peran tokoh agama menurut saya perlu untuk kita tingkatkan bagaimana untuk tidak ada politisasi agama, tetapi juga tidak boleh ada apatisme umat beragama dalam proses demokrasi," ungkapnya.

Kompas TV Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin menghadiri Milad Pondok Pesantren Nur El Falah yang ke 75 di Petir, Serang, Banten. Dalam kesempatan ini Ma’ruf Amin meminta agar berita bohong soal isu kaitan Jokowi dengan Partai Komunisme Indonesia dihentikan. Ma’ruf juga menilai wajar kekesalan Jokowi terhadap kabar bohong yang diarahkan kepadanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com