Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Petahana Gampang Dicari Kesalahannya...

Kompas.com - 10/12/2018, 22:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan, sebagai petahana, ia harus tetap mewaspadai manuver politik kubu lawan.

"Sebab petahana itu gampang dicari kesalahan, gampang dicari apa yang gagal kita kerjakan," ujar Jokowi saat acara temu relawan Bravo-5 di Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara, Senin (10/12/2018).

Baca juga: Maju sebagai Petahana, Jokowi Dinilai Tiru Cara SBY

Bahkan, lanjut Jokowi, sesuatu yang tidak ada pun dapat dibuat seolah-olah menjadi ada dan disebarkan ke khalayak untuk menggerus elektabilitas.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta para relawan turut menyosialisasikan apa saja yang selama 4 tahun terakhir dikerjakan oleh pemerintahannya, mulai dari pembangunan infrastruktur, perbaikan ekonomi hingga soal sosial.

"Saya kira ini perlu diangkat- angkat terus, misalnya infrastruktur, baik dana desa, program keluarga harapan, kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar, harus terus diangkat," ujar Jokowi.

Baca juga: Jubir Prabowo: Survei Sering Salah dan Hasilnya Petahana Kalah

Sosialisasi itu pun, menurut Jokowi, harus dilakukan dengan cara-cara tidak biasa. Tidak bisa lagi sosialisasi dilakukan dengan cara-cara lama. Melalui pemasangan alat peraga kampanye di jalan-jalan misalnya.

Menurut Jokowi, salah satu cara tidak biasa yang dilakukan adalah dengan berkampanye door to door alias dari pintu ke pintu. Cara itu sudah ia lakukan saat memenangkan Pemilihan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.

Baca juga: KPU: Capres Petahana Boleh Gunakan Fasilitas Negara untuk Kampanye Sesuai UU

Namun, ia mengakui dalam kontestasi Pemilihan Presiden, tidak mungkin ia melakukan door to door. Oleh sebab itu, ia meminta relawannya melaksanakan kampanye model tersebut.

"Yang namanya door to door, menjelaskan ke orang yang belum tahu, itu sangat diperlukan. Sekarang inilah sebetulnya pekerjaan besar kita, yakni menjelaskan kepada masyarakat apa yang telah kita kerjakan, sampai di mana, apa manfaatnya," ujar Jokowi.

"Yang diperlukan buat saya adalah sebuah militansi dan pada saatnya nanti, tiba waktunya, ya saya juga akan menjelaskan pekerjaan besar kita ini," lanjut dia.

Kompas TV Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah beranggapan calon presiden nomor urut 2 kurang aktif dalam menantang capres petahana, Joko Widodo. Fahri meminta agar Prabowo tidak sering absen selama masa kampanye.<br /> <br /> Fahri pun beranggapan kritik yang dilontarkan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono kepada Prabowo Subianto harus ditanggapi secara positif.<br /> <br /> Menurutnya, calon presiden dari poros Gerindra itu harus mampu menghadirkan tantangan bagicalon presiden nomor urut 1, Joko Widodo.<br /> <br /> Prabowo dianggap harus mampu menyampaikan kritik berupa data kepada pemerintah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com